Kalian tahu nggak sih bahwa pada tanggal 21 Juni negara kita memperingati hari Krida Pertanian? 21 Juni dipilih karena pada setiap tanggal tersebut posisi matahari berada pada garis balik utara, sehingga mampu memberikan tenaga kehidupan bagi makhluk hidup di bumi. Hari Krida Pertanian muncul pada akhir abad ke-IX dengan diperkenalkannya Pranata Mangsa, yaitu cara pembagian musim dalam dua belas musim yang meliputi musim hujan, angin, serangga, penyakit, dan sebagainya. Tanggal 21 Juni merupakan permulaan musim pertama yang merupakan awal dari siklus dua belas musim tersebut.
Menurut KBBI, krida artinya tindakan atau perbuatan. Hari Krida Pertanian pada hakikatnya merupakan hari bersyukur kepada sang pencipta atas rahmat kekayaan alam, hari berbangga hati, dan hari penghargaan kepada orang lain atas prestasi serta hasil yang diperoleh selama 1 tahun sehingga mampu menghasilkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan.
Hari Krida Pertanian umumnya diperingati oleh masyarakat pertanian, yakni para petani, peternak, pegawai, dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian yang dilakukan dengan berbagai macam acara seperti upacara, event pertanian, dan juga acara sosial seperti berbagi hasil bumi. Para petani juga melakukan reboisasi, memperbaiki irigasi, dan lain sebagainya. Setelah melakukan panen, masyarakat selalu membuat evaluasi kegiatan pertaniannya agar dapat ditanggulangi untuk musim tanam selanjutnya.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 ada sekitar 33,4 juta petani yang bergerak di semua komoditas sektor pertanian. Angka tersebut jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan jumlah petani pada 2019 yang mencapai 34,58 juta dan lebih kecil lagi dibandingkan tahun 2018 yang tercatat 35,70 juta orang. Tak pelak jika regenerasi petani butuh perhatian serius dari pemerintah untuk menghadirkan petani baru yang berusia muda sebagai bentuk antisipasi. Presiden Joko Widodo dengan tegas mengajak para pemuda tidak lagi malu dan gengsi untuk menjadi petani. Menurutnya, minat pemuda akan profesi petani menjadi harapan sebagai langkah regenerasi profesi tersebut. Salah satu alasan mengapa banyak anak muda menolak menjadi petani, karena sempitnya lahan pertanian dan tentu saja menjadi Youtuber atau selebgram lebih menjanjikan dari segi penghasilan dan personal branding dibanding menjadi petani. Diperkirakan 10 sampai 15 tahun mendatang Indonesia akan mengalami krisis petani muda dan julukan negeri agraris bagi Indonesia tampaknya perlahan-lahan akan mulai luntur.
Dalam misi regenerasi petani, Kementan menargetkan untuk mencetak 1 juta petani muda yang meliputi pekerja subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mencanangkan program penumbuhan dan penguatan petani milenial melalui tiga pilar, yaitu penyuluhan, pendidikan dan pelatihan. Penguatan tiga pilar ini tergambarkan dalam misi Kementan dalam membangun SDM pertanian pada tahun 2020, yaitu mewujudkan pendidikan vokasi pertanian yang kompetititf, memantapkan sistem pelatihan vokasi dan sertifikasi profesi pertanian yang berdaya saing, memantapkan sistem penyuluhan pertanian yang terpadu dan berkelanjutan, serta memantapkan reformasi birokrasi mendukung peningkatan produksi dan daya saing pertanian.
Dengan adanya Peringatan Hari Krida Pertanian, diharapkan kedepannya petanian di Indonesia bangkit dan mampu beradaptasi dengan teknologi baru, sehingga kesejahteraan petani semakin membaik.
Penulis : Septia Fitrizahra
Editor : Mufiidaanaiilaa A.S
Sumber:
https://msmbindonesia.com/peringati-hari-krida-pertanian-menyongsong-masa-depan-pertanian-indonesia/