Tanggal 18 April, diperingati sebagai Hari Konferensi Asia Afrika. Konferensi ini terjadi atas gagasan dari rasa kesamaan nasib antar negara-negara di Asia Afrika akibat Perang Dunia II. Konferensi Asia Afrika (KAA) dilaksanakan pada 18–24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, dengan diprakarsai oleh lima negara, yakni Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India dan Pakistan.

Berdirinya KAA bukan hanya sebagai bentuk kesamaan nasib. Namun, sebagai bentuk dukungan atas perjuangan dan mendorong terwujudnya kemerdekaan.

Konferensi tersebut menghasilkan keputusan-keputusan penting dan tercetusnya 10 poin Dasasila Bandung, yaitu poin yang berisi penyelenggaraan kerja sama internasional.

Sumber: Pinterest

Gedung Merdeka: Bukti Keterlibatan Indonesia untuk Perdamaian Dunia

Selama 69 tahun peristiwa KAA di Bandung, membawa nama baik Indonesia karena telah menjadi salah satu pelopor dan tuan rumah terlaksananya penyelenggaraan KAA.

Gedung Merdeka yang digunakan,  menjadi bukti sejarah lahirnya gagasan untuk mencapai perdamaian dunia melalui konferensi di Indonesia.

Saat ini, Gedung Merdeka digunakan sebagai sebuah museum yang memajang berbagai koleksi benda dan foto penyelenggaraan KAA. Peresmian museum ini diresmikan oleh Presiden RI ke-2, yakni Soeharto. Sebelum diresmikan, nama Gedung Merdeka bernama Gedung Concordia disebabkan gedung tersebut didirikan oleh perkumpulan yang bernama Societeit Concordia dan digunakan sebagai tempat berkumpulnya kaum elite serta saudagar Belanda.

Tepat tahun 1954, Bandung ditetapkan sebagai tempat Konferensi Asia Afrika sehingga nama Gedung Concordia berubah menjadi Gedung Merdeka. Penamaan Gedung Merdeka disinyalir sebagai bentuk semangat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan bagi negara-negara Asia Afrika yang masih terjajah kala itu.

Ruang Publik flashback KAA

Di Dalam Gedung Merdeka terdapat ruang publik yang meliputi ruang pamer tetap, perpustakaan, audio visual, galeri, dan aula utama Gedung Merdeka. Ruang-ruangan publik di Gedung Merdeka, sengaja dirancang untuk mengingatkan masyarakat Indonesia pada peristiwa Konferensi Asia Afrika.

Sumber: Pinterest

Pada ruang pameran, terdapat koleksi fotografi dokumenter, patung, dan kliping surat kabar tentang konferensi tersebut. Ruangan ini menampilkan diorama orasi Presiden Soekarno kala itu, serta yang paling menarik pengunjung adalah bahwa ruang tersebut dilengkapi audio visual untuk mengingat seperti apa berlangsungnya KAA.

Tidak hanya itu saja, tepat pada ruang aula utama terdapat bendera negara-negara peserta KAA 1995 lengkap dengan Gong Perdamaian Asia Afrika.

Gong yang di sumbang oleh HE Mr. Djuyoto Suntani selaku pendiri dan Presiden The World Peace Committee 202 Negara, telah menjadikan Gong Perdamaian Asia Afrika menjadi maskot 50 tahun Peringatan KAA tahun 2005.

Sumber: Pinterest

Perdamaian Asia Afrika dirancang asli di Solo dengan diameter 2 meter dan dibuat sebanyak 3 buah. Gong I berada di Bali, Gong II berada di Cina dan Gong III berada di Gedung Merdeka.

Gong Perdamaian Asia Afrika ini terdiri dari 3 bagian, pada bagian lingkaran luar terdapat nama dan gambar bendera sedangkan bagian tengah terdapat nama negara, lambang dan tema peringatan KAA tahun 2005 serta bagian lingkaran dalam bertuliskan Asia-Afrika Peace Gong dan bunga.

Sampai hari ini, museum Gedung Merdeka bukan hanya sebagai saksi bisu peristiwa Konferensi Asia Afrika serta sebagai ikon peringatan konferensi bersejarah, tetapi tetap menjadi daya tarik pengunjung untuk melihat, mengingat dan merasakan peristiwa Konferensi Asia Afrika.

 

Penulis: Rena Maulida

Editor: Melody Azelia Maharani

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini