Hari lansia yang diperingati setiap 29 mei merupakan hari dimana kita memperingati peran lansia dalam memajukan bangsa. Hari Lansia berawal sebagai bentuk apresiasi kepada Radjiman Widdiodiningrat yang kala itu menjabat sebagai ketua BPUPKI. Beliau berperan penting dalam kemajuan bangsa serta dianggap sebagai tetua yang ikut membangun moralitas bangsa di saat usianya tidak muda lagi.
Berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 1965, lansia merupakan sekelompok orang-orang berusia lanjut dengan usia lewat dari 65 tahun. Banyak undang-undang yang bersangkutan dengan lansia dan turut serta menyertakan hak-hak bagi lansia. Seperti menyediakan ruang khusus serta pengecualian beberapa hal tertentu untuk lansia.
Perlu kita pahami tidak semua orang menaruh perhatian kepada lansia. Hal tersebut dapat kita lihat dari masih minimnya perhatian masyarakat usia aktif kepada lansia seperti di kereta, pusat perbelanjaan, serta tempat umum lainnya. Banyaknya jumlah lansia terutama di Indonesia membuat kita harus memikirkan apa yang dibutuhkan oleh mereka, salah satunya adalah perawatan jangka panjang (long term care). Layanan ini dibutuhkan untuk membantu lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
“Sering kali kita melarang lansia untuk beraktivitas, menyuruh untuk istirahat saja. Ternyata hal seperti itu membuat lansia kurang nyaman meskipun sebenarnya maksud kita baik. Sebenarnya lebih baik tetap beraktivitas dengan ringan-ringan saja,” ucap Diah selaku Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.
Di Indonesia sendiri keberadaan tempat penitipan lansia atau yang biasa disebut dengan panti jompo sudah menjamur dimana-mana. Tempat penitipan ini termasuk ke dalam perawatan jangka panjang yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas seperti kamar dan makan. Para lansia juga akan mendapatkan layanan lain mulai dari olahraga (senam, berjemur setiap pagi, alat fitness), kesehatan (dokter dan perawat 24 jam serta psikiater), pengisian waktu luang dan hiburan, hingga spiritual seperti pengajian dan kebaktian.
Dengan banyaknya pembangunan tempat penitipan lansia menjadi contoh bahwa fasilitas penunjang lansia dan kepedulian masyarakat terhadap mereka masih tinggi. Kita perlu memperhatikan bahwa dengan seiring bertambahnya usia, kondisi lansia semakin menurun sehingga memerlukan perhatian khusus sebagai wujud dari rasa peduli sesama manusia.
Penulis : Sharoomita
Editor : Fachri Reza