Sekitar seminggu yang lalu Universitas Pancasila memulai rangkaian acara Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru atau biasa disingkat PKKMB yang dimulai pada hari Senin, 28 Agustus 2023. PKKMB Merupakan kegiatan wajib yang dilakukan kampus untuk menyambut mahasiswa baru. Berbagai agenda turut menjadi bagian dari PKKMB tersebut dengan para tamu undangan untuk pemberian materi dan juga hiburan.
Tamu undangan ini kerap kali memberikan materi yang sesuai dengan tema, konsep dan tujuan dari PKKMB itu sendiri. Mulai dari tokoh masyarakat, artis, penyanyi, penulis, alumni yang bekerja di perusahaan ternama hingga tokoh politik kerap menjadi tamu undangan. Bahkan, PKKMB UP tahun ini menggandeng Calon Presiden (Capres) dari partai PDIP yang turut menjadi tamu undangan dan memberikan materi kepada para mahasiswa baru.
Yakin hanya tamu undangan? Atau ada kampanye terselubung? Mengingat publik Indonesia sudah mengetahui nama-nama dari para calon tersebut. Dan, tentunya mahasiswa yang kental dengan agent of change kerap menjadi target utama yang mewakili para generasi Zillenial dengan suara mereka.
Ganjar Pranowo sebagai salah satu Capres yang kerap menjadi tamu undangan dan memberikan materi bahkan wejangan kepada para mahasiswa baru. Ternyata jika mengilas balik, Ganjar tidak hanya datang ke Universitas Pancasila, ia telah melakukan kunjungannya ke Universitas saat masa orientasi sejak tahun 2022. Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara), Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Negeri Semarang (Unnes). Tidak hanya saat PKKMB, hingga kini Ganjar juga kerap menjadi pembicara di kuliah umum di beberapa Universitas.
Di tahun-tahun yang sedang “kencang” dengan isu politik ini , Ganjar Pranowo kembali melakukan kunjungannya ke berbagai Universitas, salah satunya saat PKKMB Universitas Pancasila dengan membawakan sebuah materi kepada mahasiswa baru, Yakni materi tentang “Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara”. Bela Negara yang mana? toh juga kasus wadas di era beliau menjadi gubernur saja belum terselesaikan
Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Sudiman mengatakan, warga tidak punya pilihan karena ada intimidasi terus menerus, jika warga tetap menolak maka secara paksa ganti rugi akan dititipkan ke pengadilan (konsinyasi). “Kami dipaksa hadir dan terus ditakut-takuti mau dikonsinyasi kalau masih menolak,” Jelas Sudiman dalam keterangan resminya pada Jumat (1/9/2023). Konsinyasi merupakan penitipan ganti kerugian ke pengadilan negeri meskipun warga menolak melepas tanahnya yang dijadikan sebagai lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener. Total lahan yang dibutuhkan untuk penambangan dan bendungan yakni 145 hektare. Ditambah 8,64 hektare lahan untuk akses jalan menuju proyek pertambangan. Penambangan dilakukan menggunakan metode peledakan atau bahan peledak.
Kehadiran Ganjar Pranowo di Universitas Pancasila, tentunya menjadi sebuah pertanyaan, “mengapa calon presiden menjadi salah satu opsi tamu yang diundang dalam acara PKKMB?” dikala permasalahan terkait sikapnya terhadap rakyat saja belum mencapai kesepakatan dan masih banyak menuai kontroversi.
Apakah saat ini kampus menjadi tempat berpolitik? Atau menjadi sebuah kesempatan untuk menarik massa secara kampanye terselubung nan halus tanpa harus berkata “pilihlah saya”, atau pihak kampus secara halus menunjukkan keberpihakannya terhadap satu “bendera” partai atau kelompok tertentu dalam menentukan posisinya di pesta politik 2024 nanti?
Sebab menjadikan Calon Presiden (Capres) sebagai tamu undangan, memberikan kegelisahan yang di mana seharusnya kampus adalah tempat untuk belajar dan mengembangkan kemampuan. Namun kini, menjadi tempat untuk melakukan kampanye dengan dalih membawakan sebuah materi kepada mahasiswa baru hingga orasi ilmiah.
Munculnya Ganjar Pranowo merupakan hal yang sangat kontra bagi mahasiswa, apalagi belakangan ini kampanye terkait calon presiden 2024 masih menjadi topik hangat. Pencarian massa untuk mendukung dan memilih presiden masih sangat ketat sekali.
Lantas apakah dengan hadirnya Gannjar Pranowo di Universitas Pancasila menjadi kesempatan bagi beliau untuk memperbanyak massa?
Hal ini terlihat dari realita ketika Ganjar Pranowo meninggalkan ruangan Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Pancasila saat telah memberi materi dan orasi ilmiah, dimana para mahasiswa dari panitia hingga mahasiswa baru secara ramai berteriak “Bapak Ganjar Presdien Kita” Bapak Ganjar Presiden 2024” dan berupaya untuk melakukan foto dan menjabat tangan beliau.
Kampus merupakan salah satu tempat yang bersih dari politik luar, apalagi untuk melakukan kampanye. Mantan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (MENRISTEKDIKTI) pada kabinet kerja (2014-2019) Muhammad Yasir mengatakan bahwa kampus dilarang menjadi tempat untuk berpolitik. “Jangan jadikan kampus sebagai tempat politik praktis, hal ini harus dijauhkan dan dihindari.”
Namun pada nyatanya, hal ini sangat bertentangan dengan pendapat Ganjar Pranowo yang dibawakan pada acara PKKMB Universitas Pancasila, beliau mengaku putusan Mahkamah Agung (MK) memperbolehkan Capres dan Cawapres berdebat di dalam kampus. “Itu bagus karena sudah ada putusan MK yang memperbolehkan kampus digunakan untuk debat kandidat.”
Biarpun demikian, apakah hal ini akan secara nyata membuktikan kapasitas dan substansi dari para calon? Atau hanya kembali pada pencitraan dan kampanye tak bermutu? Lantas, akan kah semua calon menerapkan hal yang sama dengan kampanye di institusi pendidikan?
Penulis: Dwi Nugroho
Editor: Melody Azelia M
Sumber:
https://nasional.tempo.co/read/877189/menristekdikti-jangan-jadikan-kampus-tempat-politik-praktis
https://lpmgemaalpas.com/2022/02/18/tanah-digerus-rakyat-tak-diurus/