Generasi muda merupakan masa depan dan harapan bangsa untuk menjadi negara yang kuat dan maju. Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus mengetahui cikal bakal dan akar pembentukan identitas bangsa Indonesia.
Setiap tahun, Hari Kebangkitan Nasional diperingati sebagai momentum langkah awal untuk menumbuhkan rasa kesadaran rakyat Indonesia dengan membangkitkan jiwa nasionalisme dan rasa persatuan yang tinggi. Momentum tersebut menjadi pemantik masyarakat untuk menghadapi tantangan bangsa Indonesia bersama-sama, karena generasi muda memegang peranan penting sebagai penggerak dan penentu arah bangsa, hal ini merupakan cita-cita dari pahlawan nasional Indonesia, Boedi Oetomo yang akhirnya menghasilkan sebuah gerakan organisasi bernama Boedi Oetomo.
Berdirinya Boedi Oetomo
Awal abad ke-20, melalui kebijakan Politik Etis. Belanda membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar. Pada era ini, banyak organisasi pergerakan bermunculan, baik yang bersifat kooperatif maupun radikal.
Salah satu organisasi pergerakan awal yang kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional adalah Boedi Oetomo. Namun, penetapan waktu tersebut masih menjadi bahan perdebatan yang memicu kontroversi. Sebab alasan pemilihan Boedi Oetomo sebagai pelopor kebangkitan nasional dipertanyakan karena keanggotaan Boedi Oetomo terbatas pada etnis dan wilayah Jawa saja. Sarekat Islam dianggap lebih mewakili kebangkitan nasional karena memiliki anggota di seluruh wilayah Hindia Belanda.
Boedi Oetomo didirikan oleh dr. Sutomo bersama dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T Ario Tirtokusumo. Mereka adalah tokoh kebangkitan nasional yang merupakan mahasiswa di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA).
STOVIA menjadi wadah lahirnya kaum intelektual di Indonesia. Para pelajar yang dididik di sana saling bertukar pikiran dan ide, termasuk semangat nasionalisme. Salah satunya adalah dr. Wahidin Sudirohusodo yang sering berdiskusi dengan Sutomo dan Suraji tentang ide mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pada pertemuan 20 Mei 1908, dalam diskusi yang semakin intens Sutomo menyampaikan gagasan dan cita-citanya untuk mendirikan perkumpulan yang bergerak di bidang sosial, terinspirasi oleh ide dr. Wahidin sebelumnya.
Meskipun Boedi Oetomo tidak terlibat dalam politik, organisasi ini menjadi pendorong kebangkitan nasional. Kehadiran Boedi Oetomo mampu memunculkan gerakan pemuda dan membangkitkan semangat nasionalisme. Selain itu, pentingnya kebangkitan nasional yang ditandai oleh Boedi Oetomo adalah bahwa organisasi ini menjadi pelopor bagi kelahiran organisasi-organisasi lain di Indonesia.
Penetapan Makna Hari Kebangkitan Nasional
Tahun 1948, Indonesia yang baru merdeka menghadapi berbagai krisis. Soekarno khawatir Indonesia akan mengalami perpecahan antar golongan dan ideologi. Oleh karena itu, diperlukan simbol untuk mempersatukan rakyat dan mencegah perpecahan.
Presiden Soekarno menetapkan berdirinya Boedi Oetomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan di Yogyakarta, bersamaan dengan peringatan 40 tahun berdirinya Boedi Oetomo.
Menurut Keputusan Presiden tersebut, pemerintah menetapkan Hari Kebangkitan Nasional pada setiap 20 Mei untuk menanamkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa. Tujuannya untuk memperkuat kepribadian, meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional, serta memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan.
Oleh karena itu, Generasi muda diharapkan menjadi penerus perjuangan bangsa melalui makna Hari Kebangkitan Nasional. Membina generasi muda yang sering disebut sebagai tulang punggung Indonesia di masa depan merupakan tantangan yang tidak mudah. Baik itu tantangan perubahan teknologi, ekonomi, lingkungan, budaya, serta tekanan untuk berhasil dalam berbagai aspek kehidupan. Maka dari itu, bangkitkan semangat dan jiwa nasionalisme pemuda untuk Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Penulis : Sarah Aini Salsabila
Editor: Melody Azelia M