Raden Ajeng (R.A) Kartini merupakan salah satu pahlawan wanita di Indonesia yang memiliki peran besar dalam kehidupan para perempuan Indonesia.
Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan yang tidak diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Tidak hanya membebaskan perempuan dari diskriminasi, Kartini juga menjadi pelopor pendidikan bagi kaum perempuan.
Karena saat itu, hanya kalangan tertentu yang dapat mengakses pendidikan, seperti anak dari kalangan bangsawan, pejabat, hingga hanya laki-laki yang dengan bebas dapat merasakan bangku pendidikan.
Perjuangannya tidaklah mudah, Kartini tidak hanya melawan sistem negara, tetapi juga harus melawan keluarganya. Kartini sempat dilarang untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, hal tersebut dikarenakan ia telah dijodohkan dan dia seorang perempuan. Namun, Kartini tidak menyerah, ia (Kartini) berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki, hingga akhirnya Kartini berhasil mendirikan sebuah sekolah untuk kaum perempuan pribumi yang berlokasi di Kota Rembang, Jawa Tengah. Di dalam sekolahnya, para perempuan pribumi diajarkan cara membaca, menggambar, menulis, memasak, pelajaran tata krama dan sopan santun, serta kerajinan tangan.
Kesetaraan hak-hak dan kebebasan perempuan saat ini, merupakan wujud dari usaha emansipasi perempuan yang diperjuangkan oleh Kartini, berkatnya perempuan mendapatkan haknya dalam hal pendidikan, karena hal ini jelas menjadi hak individu dari warga negara Indonesia. Buah perjuangannya tidak berhenti dirasakan oleh perempuan di era Kartini saja, melainkan terus mengalir dan dirasakan hingga saat ini.
Perempuan masa kini, telah mampu membawa dirinya ke tempat yang setara dengan laki-laki. Baik dalam bidang pendidikan, profesi, kebudayaan, teknologi, ekonomi, maupun lingkungan.
Para perempuan kini memiliki peran dalam memberdayakan masyarakat sekitar, menyampaikan isu-isu tentang hak dan diskriminasi perempuan, serta dapat membuktikan jika perempuan sama hebatnya dengan laki-laki.
Pergerakan yang dipelopori oleh R.A Kartini, membuat perempuan sadar akan pentingnya peran, hak, dan kewajiban seorang perempuan. Oleh sebab itu, saat ini kaum perempuan masih terus berjuang untuk terlepas dari jerat diskriminasi dan patriarki. Melalui gerakan International Women Days (IWD) yang digelar setiap tahunnya, menjadi bukti bahwa perjuangan Kartini akan terus disuarakan, hal ini bukan semata-mata untuk kesenangan belaka, melainkan menjadi sebuah pembuktian bahwa perempuan juga berhak untuk dihargai.
“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya.”
– Raden Ajeng (R.A) Kartini, Agustus tahun 1900.
Penulis : Ananda
Editor : Febriyanti Musyafa