Diskriminasi saat ini sering kita jumpai di segala aspek dalam kehidupan nyata, dimana kondisi seorang individu atau kelompok diperlakukan secara tidak adil, tidak setara, dan merasa dirugikan oleh orang lain. Hal tersebut karena, kelompok mayoritas menyudutkan kelompok minoritas.

Dianggap Lemah, Kebanyakan Korban Diskriminasi adalah Perempuan

Dilansir dari liputan6, Ketua MPR Bambang Soesatyo menjabarkan bahwa, kaum perempuan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan dan sering menjadi korban diskriminasi. Stereotip mengenai perempuan hanyalah makhluk lemah, dan tidak pandai berkelahi menjadi salah satu pemicu diskriminasi terhadap perempuan.

Keterlibatan konstruksi sosial yang membedakan beban pekerjaan antara perempuan dan laki-laki menambah daftar kelam diskriminasi terhadap kaum hawa.  Bahkan, perempuan sering kali diragukan dalam  bertugas di ranah profesional.

Akibatnya, masih banyak perusahaan yang menjadikan laki-laki sebagai syarat utama mendaftar. Selain perusahaan, ketimpangan antara perempuan dan laki-laki juga terlihat pada instansi pemerintah, menurut sdip.dpr.go.id syarat keterwakilan perempuan hanya mendapatkan 30% kuota yang tersedia.

Sedangkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia hanya mencapai angka 21,74%.

Dalam hal pendidikan, perempuan juga kerap kali disepelekan, perempuan dianggap tidak layak untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Sehingga banyak perempuan yang menyelesaikan pendidikannya hanya pada tingkat senior atau menengah. Dilansir dari BPS, tingkat penyelesaian pendidikan tertinggi perempuan hanya mencapai bangku SMA dengan persentase 67,46% di tahun 2021 dan meningkat menjadi 68,31% pada tahun 2022.

Bukan hanya itu,  relasi kuasa dari kelompok tertentu yang merasa lebih kuat atas diri perempuan, menjadi salah satu faktor  banyaknya kasus diskriminasi pada kaum hawa. Mirisnya, perempuan juga seringkali menjadi korban kasus kekerasan seksual, dan disalahkan atas terjadinya hal tersebut.  Bahkan, kerap kali aduannya tidak dihiraukan, atau bahkan dibungkam.

Tidak Hanya di Indonesia, Diskriminasi Terjadi Secara Global

Diskriminasi tidak selalu menyangkut fisik, namun juga menyangkut agama, ras, budaya, dan anggota kelas sosial. Seperti yang terjadi di Amerika serikat,  George Floyd harus kehilangan nyawa di tangan polisi Minneapolis bernama Derek Chauvin hanya karena berkulit hitam. Kematian Floyd menambah daftar panjang warga kulit hitam yang menjadi korban polisi Amerika serikat.

Selain Amerika, diskriminasi terhadap umat muslim juga dialami oleh kaum Rohingya, yang kewarganegaraannya tidak diakui oleh pemerintah Myanmar dan  kerap dianggap sebagai imigran gelap dari Bangladesh. Kasus lainnya juga menimpa kaum Rohingnya yaitu dinilai sebagai sumber masalah dari kependudukan.

Tidak hanya itu, diskriminasi juga seringkali tertuju kepada para penyandang disabilitas. Seperti yang terjadi pada seorang perempuan penyandang disabilitas bernama Wuri Handayani, ia ditolak saat melakukan tes CPNS karena memiliki cacat fisik.

Para penyandang disabilitas tidak hanya mendapatkan kesulitan dalam mencari pekerjaan, bahkan mereka seringkali di intimidasi melalui tatapan dan stigma buruk ‘orang cacat’, padahal setiap manusia memiliki kesempatan dan hak yang sama di mata hukum.

Diperlukan Upaya Lanjutan Untuk Mengatasi Diskriminasi

Untuk mencapai tujuan dunia dalam upaya memberantas diskriminasi, diperlukan kolaborasi berbagai pihak seperti individu, masyarakat, hingga organisasi dunia. Sehingga kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia dapat terwujud. Selain itu, pemerintah perlu membuat sebuah kebijakan anti-diskriminasi agar dapat  menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang.

Pemupukan edukasi terkait diskriminasi juga perlu dilakukan sejak dini, agar generasi muda dapat memahami arti dari keberagaman, sehingga jiwa sosial dan toleransi dapat terbentuk.

Oleh sebab itu, sangat penting untuk terus meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia, kesetaraan, dan keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat.  Karena, diskriminasi tidak hanya merugikan individu tetapi juga dapat menghancurkan masa depan suatu bangsa.

Penulis : Risma Amalia & Ananda Rizka

Editor : Ananda Rizka Riviandini

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini