Kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, untuk mengingat pentingnya kesehatan dan dunia medis setiap tanggal 7 April diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia.
Tanggal perayaan ini ditetapkan dari berdirinya badan kesehatan dunia yang dinaungi langsung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni World Health Organization (WHO) pada 7 April 1948. Desember 1945, pejabat Brasil dan Cina meminta adanya organisasi kesehatan internasional. Juli 1946, permintaan tersebut diwujudkan dengan adanya WHO yang ditandatangani 61 negara untuk pendiriannya. Salah satu gerakan awal WHO adalah menciptakan Hari Kesehatan Dunia yang pertama kali diperingati pada 22 Juli 1949 namun, diubah menjadi 7 April bersamaan dengan berdirinya WHO.
Di Indonesia sendiri tingginya angka kematian tidak hanya disebabkan oleh satu jenis penyakit, melainkan dari berbagai macam penyakit yang ada di Indonesia. Mirisnya, Indonesia menjadi negara kedua di Asia dengan angka kematian terbanyak sebesar 144,05 ribu setelah India. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Rendahnya kesadaran membuat masyarakat abai terhadap kondisi tubuhnya, terlebih dengan stigma dan budaya yang berlaku di kalangan masyarakat; kebiasaan mendiagnosis sendiri menjadi salah satu penyebabnya.
Banyak penyakit dengan gejala yang sama sering kali dianggap remeh oleh masyarakat, hal ini lah yang menjadi pemicu angka kematian. Karena seringkali penyakit berbahaya ditandai dengan gejala penyakit ringan lainnya seperti flu, demam, dan letih. Namun karena kebiasaan masyarakat setempat yang seringkali menganggap remeh lah yang pada akhirnya berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan tubuh. Faktor lain pun dirasa kurang mendukung secara medis dari perawatan, pelayanan hingga fasilitas.
Fasilitas Minim, Kesehatan Terancam.
Penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian di dunia. Menurut WHO, kematian yang disebabkan karena stroke dan serangan jantung sebesar 85% menyerang laki-laki usia 45 tahun ke atas dan wanita lebih dari 50 tahun.
Stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, dengan 131,8 kasus per 100 ribu penduduk. Diikuti dengan serangan jantung 95,68 kasus, diabetes melitus 40,78 kasus, Tuberkulosis (TBC) 33,24 kasus, sirosis hati 33,06 kasus, paru-paru kronis 28,89 kasus, diare 23,6 kasus, hipertensi 20,2 kasus, dan infeksi saluran pernapasan bawah 19,39 kasus. Neonatal atau kematian bayi baru lahir juga menjadi penyumbang dalam meningkatnya angka kematian dengan 16,77 kasus.
Sumber: Katadata.com
Tentunya, salah satu penyebab terjadinya kematian akibat penyakit didasari oleh fasilitas kesehatan yang belum menyeluruh di setiap negara, terutama di negara miskin atau berkembang.
Afrika menjadi negara dengan fasilitas medis yang minim, hal ini dapat terlihat dari ketidaktersediaan listrik yang memadai untuk menggunakan alat elektronik seperti; lampu, lemari es, pengukur tanda-tanda vital layaknya detak jantung dan tekanan darah. Terdapat pula beberapa negara lainnya dengan fasilitas kesehatan yang minim seperti Selandia Baru, Norwegia, dan Kanada.
Mutu pelayanan kesehatan yang baik, nyatanya menjadi pendukung untuk memajukan rakyat dan sebagai tanggung jawab pemerintah dalam mengayomi rakyatnya. Sebagai bukti pengaruh minimnya mutu kesehatan terhadap angka kematian dapat terlihat pada kasus kematian ibu dan anak era pandemi lalu. Minimnya fasilitas kesehatan membuat ibu hamil rentan mengalami kematian akibat pendarahan yang terjadi.
Dilansir dari situs resmi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (FK UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D. dalam sambutan pada webinar Academic Health System UGM menyebutkan, “Beberapa faktor yang menyebabkan angka kematian ibu di Indonesia diantaranya adalah akses dan mutu fasilitas kesehatan yang rendah, minimnya pengetahuan reproduksi, keterlambatan deteksi komplikasi kesehatan hingga terjadinya tumpang tindih regulasi yang semuanya menjadikan masalah”
Selain permasalahan fasilitas, terdapat pula permasalahan biaya pelayanan kesehatan yang tinggi masih menjadi masalah utama di dunia kesehatan. Tingginya biaya pelayanan kesehatan membuat kalangan masyarakat bawah mendapatkan perlakuan yang berbeda, seperti mendapatkan perlakuan tidak adil, harus menunggu lama untuk mendapatkan antrean IGD, keterbatasan obat bagi masyarakat BPJS, hingga tipe kelas rumah sakit.
Indonesia yang memiliki berbagai macam bentuk geografis layaknya dataran tinggi dan dataran rendah membuat penyebaran pelayanan fasilitas kesehatan belum merata. Ditambah sistem administrasi klinik dan rumah sakit yang dipersulit dan fasilitas medis yang belum memadai.
Masih Rendahnya Tingkat Kesadaran Kesehatan Masyarakat
Kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan cukup terbilang rendah, hal ini dapat dibuktikan dengan sejumlah riset yang mengatakan bahwa persentase masyarakat yang kurang menjalani aktivitas fisik meningkat menjadi 33,5% setelah sebelumnya sebesar 26,1%.
Indikasi lainnya terlihat dari kurangnya masyarakat yang mengkonsumsi buah dan sayur, dan kebiasaan hidup yang kurang sehat dengan mengkonsumsi makanan cepat saji.
Rendahnya tingkat kesadaran kesehatan masyarakat juga tercermin dari banyaknya penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi penyumbang angka kematian terbesar setelah Stroke, Jantung dan TBC.
Oleh karena itu pemerintah harus melakukan upaya ekstra untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama dengan melakukan penyuluhan atau sosialisasi secara rutin, serta menggencarkan kembali program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan Bungkesmas (Tabungan Kesehatan Masyarakat) agar masyarakat menjadi paham bahwa kesadaran akan kesehatan merupakan hal yang penting.
***
Isu kesehatan fisik maupun mental bukan suatu hal yang dapat diremehkan, karena hal tersebut menunjang kehidupan setiap individu. Oleh sebab itu, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia yang ke-75 tahun, WHO mengusung tema “Health for All” atau kesehatan untuk semua.
Tema ini memiliki makna bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan di mana pun tanpa perlu memikirkan biaya. Selain itu, tema ini diharapkan dapat membuat masyarakat menyadari pentingnya menjaga kesehatan dengan baik seperti menjaga pola makan teratur, pola tidur yang teratur, menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga, memenuhi nutrisi dalam tubuh, serta melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.
“Jaga tubuhmu. Itulah satu-satunya tempat yang kamu miliki untuk hidup.”
— Jim Rohn
Penulis: Melody Azelia M
Editor: Febriyanti Musyafa
Daftar Pustaka:
https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental
https://kitabijak.com/kumpulan-kata-bijak-kesehatan-corona/
https://opendata.jabarprov.go.id/id/artikel/fasilitas-kesehatan-kewalahan-bagaimana-nasib-indonesia
https://fkkmk.ugm.ac.id/sistem-rujukan-terintegrasi-untuk-mengurangi-angka-kematian-ibu-dan-bayi/