Ghislaine Maxwell: Filthy Rich, merupakan film dokumenter yang di produksi Netflix Amerika. Film ini menceritakan kisah para penyintas tentang perdagangan seks, Ghislaine Maxwell. Disutradarai oleh Lisa Bryant dan Maiken Bird, sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kasus yang menimpa Amerika Serikat (AS) guna memberikan ruang aman bagi para penyintas. Memiliki durasi 101 menit yang dirilis Netflix pada 25 November 2022.
Ghislaine sendiri merupakan seorang perempuan sosialita serta kaki tangan dari Jeffrey Epstain. Ia memiliki peranan besar dalam kasus perdagangan seksual yang terungkap pada tahun 2020 di AS.
Lahir tahun 1961 di Maisons Laffite, France. Ghislaine tumbuh di desa Oxfordshire yang indah dan merupakan putri dari seorang Taipan, yaitu Robert Maxwell. Memanfaatkan jabatan sang ayah, ia menjadi seorang perempuan dengan karakteristik menawan, mempunyai popularitas, berpendidikan tinggi, dan sebagai sosialita Inggris.
Tidak heran, Ghislaine memiliki akses untuk berbicara dan menemui para petinggi atau musisi Amerika. Kelebihan ini menjadikan Ghislaine memiliki karakter dalam berkomunikasi dan tingkah laku supaya tetap memiliki keterikatan dengan orang-orang penting di negaranya.
“Ya, dia jelas karakter yang genit, dia memancarkan aura misterius tentangnya, dikenal oleh semua orang, dia mengenal orang-orang papan atas yang pada dasarnya menguasai dunia, dapat membaca suasana dengan siapa dia harus berbicara, menghabiskan waktu. Dalam skala hiu, dia mungkin hiu putih besar,” ujar Lady Victoria Hervey, selaku teman model Ghislaine.
Selain itu, Ghislaine dapat dikatakan sebagai seseorang yang tidak memiliki batas. Kian terang-terangan terhadap seksual, melebihi para ahli di bidangnya.
“Pernah di suatu pesta aku bertemu denganya, dan tiba-tiba dia menyarankan untuk memberiku pelajaran dalam seni melakukan seks oral, aku sangat terkejut. Dia akan mendorong gadis di pesta untuk menggoda pria di sana dan melakukan lebih dari itu. Maksudku secara harfiah tidur bareng dengan mereka,” ungkap Petronella Wyat.
Nicola Glucksmann, menambahkan bahwa dia pernah mengalami tindakan yang tidak wajar saat menghadiri acara makan malam di kediaman Ghislaine. Berupa permainan dari pikiran Ghislaine, yang sangat tidak masuk akal dan berujung pada seksual.
Dari beberapa pernyataan dan pengalaman yang dialami oleh temannya, perubahan drastis dirasakan Ghislaine semenjak bertemu dengan Jeffrey Epstain. Hubungan yang terjalin di antara keduanya, bukan sebagai sepasang kekasih yang biasa, melainkan hubungan yang aneh.
“Begini, itu bukan hubungan normal, tapi itu jenis hubungan yang dia butuhkan. Dia tak bisa merasa aman tanpa uang dan dia adalah pasangan tepat untuknya secara finansial. Mereka menjadi sangat bergantung satu sama lain dengan cara yang aneh,” kata Petronella Wyat.
Terciptanya hubungan aneh ini, menemukan fakta bahwa Jeffrey menyukai wanita muda dan Ghislaine membantu mencarinya untuk diperkenalkan kepada Jeffrey.
“Cerita yang mulai kudengar adalah ternyata Jeffrey Epstain suka Wanita muda, dan dia suka anak sekolah, dan bahwa Ghislaine memperkenalkannya kepada para gadis karena Jeffrey menyukainya,” ucap Christoper Mason selaku teman Ghislaine.
Selanjutnya, Christina Oxenberg memberikan pernyataan bahwa Ghislaine memintanya untuk menulis sebuah buku tentang dirinya agar Jeffrey menikahinya. Bahkan, Ghislaine mencari dan membawa tiga gadis dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan Jeffrey dengan memberikan penawaran beberapa ratus dolar hanya untuk memijatnya.
“Ghislaine jatuh cinta pada Jeffrey, dia sangat terpesona olehnya. Kesanku adalah Ghislaine akan melakukan apapun untuk Jeffrey. Tapi Ghislaine juga memainkan peran campuran sebagai pemecah masalah sosial, sekretaris sosial. Idenya adalah mereka pernah berkencan, dan di akhir tahun 90-an, mereka berhenti. Tapi kini mereka bersahabat,” kata Euan Rellie selaku teman Ghislaine.
Meskipun Ghislaine dan Jeffrey sudah tidak bersama, tetapi keduanya masih memiliki ikatan yang tidak terlepaskan. Ghislaine merasa tidak aman tanpa uang Jeffrey. Maka dari itu, dia masih melakukan perannya dalam perdagangan seks.
“Rasanya dia terjebak dalam semua itu. Itu harga yang harus dia bayar. Dia berperan sebagai muncikari,” tutur Robert Couturier selaku teman Ghislaine.
Dari sekian banyaknya korban yang dilecehkan oleh Jeffrey dan Ghislaine, masih memiliki kenangan buruk meskipun telah terapi. Pernyataan dari salah satu korban mengatakan Ghislaine lebih buruk daripada Jeffrey, sebab Ghislaine yang memandu dan memimpin semua adanya kejadian tersebut.
“Berdasarkan penyintas yang kutangani, dengan semua yang kubaca tentang Ghislaine, Ghislaine menunjukkan ciri-ciri psikopat. Ciri-ciri seperti ketidakmampuan menjaga hubungan yang sehat, manipulasi, penipuan, perundungan. Dia juga menunjukkan tanda-tanda narsistik, rasa berhak, rasa aku ingin kekuasaan dan kendali dengan cara apa pun,” cetus Kogan selaku psikoterapis penyintas Ghislaine.
Skandal bisnis prostitusi terus berkembang. Ghislaine memperkenalkan para wanita muda kepada Jeffrey dan setelah mereka semua dilecehkan, mereka diperintahkan untuk mencari wanita lain.
“Dia menciptakan skema piramida perdagangan seks di sekolah menengah setempat, dan itu mulai tersebar,” ungkap Tara Palmeri.
Dokumenter ini memberikan kesempatan pada para korban, untuk melawan kekejaman Ghislaine dan Jeffrey. Sayangnya ketika telah memasuki ranah hukum, Jeffrey bunuh diri di penjara selama menunggu masa persidangan. Sedangkan Ghislaine mendekam di penjara untuk menembus segala perbuatannya.
Bukti nyata bahwa perdagangan seks di AS masih ada begitu disampaikan pada film ini. Tentunya hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan dari Deliverfund.org bahwa terdapat 15.000 sampai 50.000 wanita dan anak-anak AS terlibat dalam perdagangan seks setiap tahunnya.
Sinema rilisan 2022 ini bertujuan memberikan ruang aman sebagai bentuk kepedulian untuk para penyintas. Terlebih perdagangan seks tidak hanya di AS. Melansir dari cnnindonesia bahwa Thailand, Kamboja, Belanda, Republik Dominika, Filipina, Kenya, Indonesia, Spanyol, dan Brasil menjadi negara dengan pekerja seks terbanyak di dunia. Oleh karena itu, dokumenter ini mengajak korban dari pekerja seks untuk berani berbicara serta masyarakat semakin memperhatikan kondisi penyintas. Sebab rantai perdagangan seks ini harus diputuskan, karena pihak yang paling dirugikan adalah kaum perempuan hingga mampu menyebabkan trauma mendalam.
Penulis: Dwi Nugroho & Rena Maulida
Editor: Melody Azelia M
Sumber;
https://www.tribunnews.com/internasional/2021/12/30/profil-ghislaine-maxwell-sosialita-inggris-dibalik-skandal-perdagangan-seks-jeffrey-epstein
https://www.cultura.id/jeffrey-epstein-filthy-rich-review
https://www.kompasiana.com/wahyukrido/5ee31093d541df395a169702/jeffrey-epstein-filthy-rich-cerita-mengerikan-dari-kehidupan-orang-super-kaya-amerika?page=1&page_images=1
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20221019123811-113-862583/10-negara-dengan-pekerja-seks-terbanyak-di-dunia-ada-indonesia/2