24 Maret ditetapkan oleh WHO sebagai Hari Tuberculosis Sedunia sejak seorang ilmuwan asal Jerman, Robert Koch menemukan Mycobacterium tuberculosis yaitu bakteri patogen yang dapat menularkan penyakit Tuberculosis pada 24 Maret 1882. Perigatan Hari Tuberculosis Sedunia bertujuan untuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya penyakit tuberculosis.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyakit Tuberculosis, yuk simak tulisan di bawah ini!
Apa Itu Tuberkulosis dan Bagaimana Penyebabnya?
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang paru-paru. Namun, bakteri ini dapat juga menyerang organ lain seperti limfadenitis TB (kelenjar getah bening), spondilitis TB (tulang belakang), ataupun peritonitis TB (perut). Bakteri penyebab Tuberculosis dapat menyebar melalui udara melalui droplet ketika penderita batuk, bersin, meludah, tertawa atau berbicara.
Bagaimana Dengan Tanda-Tanda Penyakitnya?
Dilansir dari website Ciputra Medical Center, penyakit ini ditandai dengan:
- Batuk persisten, berlangsung setidaknya 3 minggu
- Dahak, yang mungkin terdapat darah di dalamnya ketika penderita batuk
- Kehilangan nafsu makan dan berat badan
- Perasaan lelah dan tidak sehat
- Bengkak di leher
- Demam
- Keringat malam
- Sakit dada
Sehingga, perlu diketahui bahwa :
- TBC merupakan penyakit menular pembunuh tertinggi di Indonesia
- TBC bukan penyakit turunan
- TBC tidak hanya menyerang paru-paru
- TBC tidak menular melalui kontak fisik
- Terinfeksi bakteri TB tidak langsung menyebabkan TBC
- TBC bisa disembuhkan
Jumlah Kasus Tuberculosis di Indonesia
Kasus Tuberkulosis di Indonesia semakin menurun sejak 2009 hingga 2019. Pada 2009, jumlah penderita TBC sebanyak 345 kasus per 100.000 penduduk. Lalu pada 2019, jumlah tersebut berkurang sebesar 9,6% menjadi 312 kasus per 100.000 penduduk. Indonesia juga sempat dinobatkan sebagai negara dengan kasus penyakit Tuberculosis tertinggi kedua di dunia setelah India. Menurut Profil Kesehatan Kemenkes RI, DKI Jakarta adalah provinsi dengan jumlah total kasus terlapor TBC terbanyak pada tahun 2018. Setelah itu, disusul oleh Sulawesi Selatan dan Papua.
Kita dapat mencegah Tuberculosis dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan pemberian vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Vaksin ini efektif mencegah TBC sampai seseorang berusia 35 tahun. Kita juga dapat mencegahnya dengan menjaga lingkungan tempat tinggal kita serta membuat sistem sirkulasi udara atau ventilasi yang bagus di rumah. Hal ini bisa dikatakan efektif karena TBC ini adalah penyakit yang menular melalui udara saat penderitanya bersin atau batuk.
Penulis : Tirza Ash Zahra
Editor : Fachri Reza