“Bandung sengaja di bumi hanguskan sebagai upaya perjuangan melawan dari sekutu.”
Hari ini, 76 tahun yang lalu, tepatnya 23 Maret 1946, Bandung membara karena dibakar sebagai bentuk pertahanan terakhir rakyat Indonesia dari sekutu. Kisah perjuangan sekaligus pengorbanan yang tak akan pernah luntur, untuk itu mari simak highlight peristiwa Bandung Lautan Api.
- Upaya Penguasaan Wilayah Bandung oleh Sekutu
Setelah proklamasi, keamanan belum sepenuhnya terjamin bahkan sekutu tetap haus akan kekuasaan. Sehingga pasukan sekutu datang dipimpin oleh Brigade MacDonald pada 12 Oktober 1945. Diawali dengan Inggris yang bergabung dengan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) setelah berhasil menaklukan Jepang di Perang Dunia II. AFNEI awalnya hanya ingin menjalankan tugasnya yaitu membebaskan tentara Inggris dari tahanan Jepang tetapi NICA mengikutsertakan tentara Inggris agar dapat menguasai Indonesia dengan campur tangan Belanda.
Penguasaan ini berupa ultimatum yang dibuat oleh MacDonald yang berisikan bahwa penduduk pribumi di Bandung Utara harus pindah ke Selatan. Jika tidak, maka akan terjadi penahanan dan tembak mati.
2. Kronologi Peristiwa Bandung Memerah
Awal mula kedatangan sekutu, mereka meminta seluruh senjata api yang dimiliki penduduk, kecuali milik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Polisi. Namun, perintah itu tidak digubris bahkan membuat adanya bentrokan antara TKR dengan sekutu sehingga adanya penyerangan markas-markas sekutu yang dilakukan di Bandung bagian Utara.
Penyerangan markas yang terjadi membuat hadirnya ultimatum tersebut. Ultimatum harus dilakukan paling lambat pukul 12.00 pada 29 November 1945. Tetapi, ultimatum tersebut tidak dilaksanakan dan membalikkan keadaan dengan angakatan perang Republik Indonesia (RI) semakin menguatkan gencaran penyerangan ke markas Sekutu.
Dengan tidak dilakukannya ultimatum membuat Letnan Jenderal Montagu Stopford sebagai Panglima AFNEI di Jakarta memberi peringatan pada Menteri RI, Soetan Sjahrir, agar militer merah putih meninggalkan Bandung Selatan hingga radius 11 Kilometer. Mendengar hal itu, Tentara RI dibawah pimpinan Kolonel A.H Nasution mempunyai strategi baru dengan membakar Bandung.
Keputusan membakar ini sebagai hasil keputusan dari musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan tanggal 23 Maret 1946. Sehingga dengan cepat A.H Nasution segera memerintahkan untuk evakuasi para penduduk.
Sebelum mengungsi, warga pun membakar rumahnya dahulu. Bahkan sebelumnya, pasukan TRI mempunyai strategi lebih besar yaitu membakar Bandung secara total pada 24 Maret 1946 namun terlambat karena adanya dinamit yang meledak di Gedung Indische Restaurant pada pukul 20.00 WIB.
Berakhirnya pertempuran ditandai dengan keberhasilan milisi Barisan Rakyat Indonesia melalui Mohammad Toha dan Muhammad Ramadan yang melakukan pengeboman gudang amunisi milik sekutu beserta pos-pos sekutu.
3. Lahirnya “Bandoeng Laoetan Api”
Dengan upaya untuk mencegah tentara sekutu dan AFNEI menduduki Kota Bandung sebagai markas strategi militer untuk merebut kembali Indonesia, keputusan membakar wilayah Bandung Selatan merupakan keputusan terbaik. Dilansir dari Koransulindo, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumahnya dan meninggalkan kota dengan menuju pegunungan di daerah Selatan.
Istilah “Bandung Lautan Api” mulai diketahui setelah berada pada harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Tulisan tersebut merupakan hasil dari wartawan bernama Atje Bastaman yang menyakisakan secara langsung pembakaran Bandung dari Bukit Gunung Leutik di daerah Pameungpeuk, Garut. Sesampainya wartawan tersebut di Tasikmalaya, ia segera menulis dengan judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api” namun diganti menjadi “Bandoeng Laoetan Api”.
4. Makna Peristiwa Bandung Hangus Terbakar
Makna utama dari peristiwa tersebut adalah semangat, persatuan dan perjuangan. Masyarakat Bandung rela untuk mengorbankan harta benda hingga nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan dan menjaga wilayah Bandung dari penguasaan sekutu. Melansir dari Mediapakuan, “Bandung Lautan Api adalah simbol perjuangan menyeluruh, pengorbanan para pejuang untuk tidak menjadikan Kota Bandung sebagai tempat strategis untuk menghancurkan bangsanya sendiri.”
Dengan kejadian ini, diciptakan lagu “Halo, Halo Bandung” oleh Ismail Marzuki sebagai salah satu lagu perjuangan dengan memaknai semangat perjuangan rakyat kota Bandung setelah kemerdekaan Republik Indonesia, terutama peristiwa Bandung Lautan Api.
Suatu peristiwa yang pernah terjadi tidak luput dari makna dan nilai yang berguna hingga saat ini. Nilai yang dapat diambil ialah nilai keberanian, semangat yang tinggi, tanggung jawab serta rela berkorban. Keberanian untuk mempertahankan dengan semangat yang tinggi untuk berjuang, merelakan nyawa bahkan tempat tinggal agar dapat menjalankan peranan sebagai masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam perjuangan mempertahankan Republik Indonesia.
Melihat masa kini, bertempur bukan dengan senjata tetapi dengan kecerdasan. Perjuangan yang harus dilakukan adalah berani dan semangat untuk berjuang mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan kecanggihan teknologi dan berkembangnya pengetahuan yang ada. Hal ini yang seharusnya terus ditanamkan dan di implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena perjuangan tak akan pernah padam.
Sumber:
https://www.seputarbandungraya.com/2016/03/mengenang-sekilas-tentang-bandung.html
https://koransulindo.com/kisah-bandung-lautan-api-perlawanan-rakyat-bandung/
https://tirto.id/sejarah-peristiwa-bandung-lautan-api-penyebab-kronologi-tokoh-gajf
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210623093457-31-658151/peristiwa-bandung-lautan-api-spirit-perlawanan-usir-penjajah
Penulis dan Editor: Nabila