Musik dikenal sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan sumber untuk manajemen suasana hati dan emosi. Selama pandemi melanda, bagaimana cara orang menjalani kehidupan sehari-hari berubah secara signifikan. Pandemi Covid-19 membawa perubahan cepat pada tiap lapisan kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, hingga kondisi kerja dan lingkungan belajar. Perubahan tersebut berdampak pada keadaan mental seseorang. Dilansir dari laman resmi Frontiers, survei yang dilakukan pada 402 mahasiswa tahun pertama Universitas Australia menunjukkan hasil bahwa mendengarkan musik selama pandemi dapat membantu untuk manajemen stres terkait dengan kesejahteraan. Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan di Finlandia menunjukkan kebiasaan mendengarkan musik meningkat dibandingkan sebelum pandemi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa secara kualitatif musik dapat meningkatkan semangat, meningkatkan emosi positif, menurunkan emosi negatif, dan sarana untuk bernostalgia selama pandemi.
Dengan kondisi pandemi Covid-19, musik memiliki peran penting dalam upaya mencegah penyebaran virus. Salah satu contohnya adalah yang terjadi di Vietnam. Terdapat video musik pendek tentang Covid-19 yang membantu masyarakat dalam memahami penyakit yang menular tersebut dan cara pencegahannya. Video tersebut bahkan viral dan sudah ditonton oleh hampir 25 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat juga video musik tentang cara mencuci tangan sesuai anjuran WHO untuk mencegah penyebaran virus. Hal-hal tersebut tak lepas dari musik yang melatarbelakangi setiap video yang ditampilkan.
Penelitian dari Inggris menunjukkan bahwa musik sangat efektif dalam menarik perhatian pendengar serta menyampaikan pesan. Dengan musik, orang dapat dengan mudah mengingat informasi yang disampaikan. Musik merupakan salah satu teknik mnemonik atau alat bantu yang efektif untuk seseorang dalam mengingat informasi. Seperti lagu lawas yang popular dan selalu diingat orang hingga saat ini, lagu dari Elvis Presley yang berjudul “Can’t Help Falling In Love.” Identik dengan nuansa romantis, lagu ini banyak ditemui sebagai lagu pengiring pernikahan. Bahkan tidak jarang beberapa musisi masa kini menyanyikan ulang lagu ini menjadi gaya mereka sendiri.
Tak hanya memiliki manfaat dari sisi psikologis, bagi beberapa orang musik juga berperan untuk penyembuhan. Lagu-lagu yang diciptakan oleh musisi Papua Barat di dalamnya tertanam upaya dengan harapan dan tekad perayaan budaya tidak akan padam. Nyanyian dan kesaksian menjadi tindakan penyembuhan bagi para penyintas serta untuk mengedepankan budaya dan memaksimalkan suara Papua. Seperti lagu-lagu yang direkam untuk memperingati orang Papua yang selamat, bersama musisi Papua Barat dan Melanesia lainnya. Di dalamnya tertanam tekad dan harapan akan budaya yang tidak akan padam.
Beragam manfaat musik tak hanya baik untuk membantu meningkatkan daya ingat dan melawan stres, musik juga berpengaruh dalam pergerakan. Terdapat beberapa band yang menyinggung tentang pergerakan di dalam liriknya, salah satunya Rage Against the Machine atau sering disingkat sebagai RATM atau Rage. RATM adalah band rock Amerika dari Los Angeles, California yang dibentuk pada tahun 1991. Lagu-lagu mereka mengekspresikan pandangan politik revolusioner dan dikenal beraliran politik kiri paling berpengaruh. Kiprah mereka di panggung politik dan sosial terlihat ketika memainkan musik dengan lirik penuh kritik tajam pada penguasa juga keterlibatan mereka dalam demonstrasi menentang Dana Moneter Internasional yang terjadi di Kota Seattle dan Kota New York, Amerika Serikat pada 2002.
Band berikutnya berasal dari negara kita sendiri yaitu Homicide yang mengusung genre hip-hop dengan balutan musik gothic metal. Band asal Bandung ini juga punya lirik-lirik kritikan yang tajam untuk pemerintah, salah satunya yaitu mengenai kondisi sosial yang tertera pada lagu “Puritan (GODBLESSED FASCISTS).”
Musik bukan hanya sekedar suara dan nada, bukan juga sekedar tentang patah hati dan bahagia. Namun musik juga dijadikan sebuah media untuk menyuarakan protes ketidakadilan dan mimpi atas keberlangsungan hidup jutaan orang.
Penulis: Faturahman Sophian
Editor : Fachri Reza