Dapat diketahui bahwa dunia memiliki perbedaan dalam beberapa kehidupannya, khususnya dalam kehidupan kebudayaaan. Terdiri dari berbagai banyak negara, bangsa, suku, ras, kelompok, dan budaya yang beragam dan berbeda antara satu dengan yang lainnya, maka perlu adanya kesadaran bersama akan perbedaan tersebut. Namun sayangnya perbedaan budaya dalam beberapa masa waktu dan tempat masih menjadi salah satu penyebab konflik kehidupan manusia.

Dilansir dari laman berita Tempo, PBB mencatat tiga perempat konflik utama yang terjadi di dunia berasal dari perbedaan kultural. Kemudian PBB meresmikan hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia atau Cultural Diversity Day pada tahun 2002, setelah sebelumnya UNESCO membuat deklarasi universal tentang keanekaragaman budaya satu tahun sebelumnya. Deklarasi Universal tersebut menyatakan urgensi untuk meningkatkan potensi budaya sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran, pembangunan berkelanjutan, dan koeksistensi global yang damai.

Perayaan hari besar internasional ini juga memiliki tujuan dalam mewujudkan dunia menjadi lebih damai dan memberikan pandangan akan pentingnya keberagaman budaya guna mencapai pengembangan yang positif dalam segi kemanusiaan dan sosial. Keberagaman budaya juga akan memberikan keuntungan dari segi ekonomi karena hal ini juga menjadi kesempatan untuk mempromosikan budaya suatu negara.

Di Indonesia sendiri kebudayaan yang ada berkisar belasan ribu jumlahnya dan tersebar di lebih dari 17 ribu pulau. Selain menjadi kekayaan bagi bangsa, beragamnya budaya tidak jarang menimbulkan konflik dan masalah di masyarakat. Di antara konflik yang terjadi mulai dari antar suku, antar agama, golongan, etnis, ras, dan konflik-konflik budaya lainnya. Konflik yang terjadi tersebut kemudian menyebabkan kerugian berupa materil dan korban jiwa.

Dari konflik yang ada juga melahirkan kelompok minoritas dan kelompok mayoritas. Dalam kehidupannya, kelompok minoritas seringkali menjadi kelompok yang didiskriminasi oleh kelompok mayoritas. Salah dua dari sikap yang muncul akibat konflik-konflik budaya  adalah primordialisme dan etnosenstris. Sikap primordial merupakan sikap setia untuk selalu memegang teguh tradisi, budaya dan adat istiadat yang telah dimiliki sejak lahir. Dan etnosentris merupakan sebuah sikap terlalu bangga terhadap budayanya, dan memiliki anggapan bahwa budaya lain selain budaya yang dimilikinya lebih rendah atau lebih buruk.

Dialog merupakan suatu aktivitas untuk melatih diri berkomunikasi, menghargai, memahami, dan rasa ingin tahu dalam tujuannya dalam menjadi diri yang semakin berbudaya dan beradab. Peringatan Cultural Diversity Day berfungsi untuk memberikan pemahaman tentang perbedaan budaya yang ada. Maka dari itu, pentingnya penyadaran makna peringatan Hari Dialog dan Pengembangan Budaya Sedunia ini adalah sebagai momentum bagi dunia khususnya bagi Indonesia untuk menyadari perbedaan dalam kebudayaan bukanlah sebuah ancaman tetapi justru merupakan kekayaan dan kekuatan.

Kekuatan terletak pada perbedaan, bukan apa yang ada di dalam maksud dari persamaan. –Stephen R. Covey

Penulis : Salsyabilla

Editor  : Fachri Reza

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini