Lembaga Kemahasiswaan Senat dan BP KMUP yang sempat mengalami kekosongan kepemimpinan, kini telah terisi oleh dua sosok pemimpin baru yang akan memimpin untuk periode 2023/2024. Keduanya menjanjikan kebaharuan dalam periode yang akan dijalankannya, lantas bagaimana cara keduanya merealisasikan apa yang telah direncanakan?

Tongkat Estafet Kepemimpinan Senat dan BP KMUP

Terpilihnya Dio Marcelino Hutauruk sebagai Senat KMUP dan Zaki D Ramadhan sebagai ketua BP KMUP menjadi titik terang kekosongan jabatan kelembagaan mahasiswa di Universitas Pancasila (UP). Untuk melanjutkan estafet kepemimpinan dari periode sebelumnya, keduanya melakukan kampanye secara terbuka di hadapan seluruh mahasiswa yang dilaksanakan pada Jumat, (06/06/24), Aulia Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Universitas Pancasila.

Kampanye terbuka ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengenal calon ketua Senat dan BP yang akan menjabat selanjutnya, kampanye ini juga menjadi upaya memperkenalkan diri kedua calon kepada masyarakat universitas.

Keduanya dituntut untuk dapat menjelaskan visi misi yang akan dijalankan pada periode kepemimpinannya, serta menjadi ruang diskusi antara calon legislatif dan eksekutif kepada mahasiswa.

Kebaharuan Jadi Upaya membangun Kepercayaan Masyarakat Kampus?

Untuk melanjutkan kepemimpinan, Dio Marcelino Hutauruk, selaku ketua Senat KMUP memaparkan dengan tegas bahwa akan membawa mahasiswa UP menjadi lebih progresif dan menghadirkan sinergi antara lembaga dengan pihak yang dinaunginya.

“Membangun kepercayaan, pertama dengan mengembalikan jam kerja. Terus yang kedua, apabila memang adanya rakor nanti adanya rapat kerja atau adanya hal apapun gitu loh untuk meningkatkan koneksi antar masing-masing, misalnya saya dengan UKM. Apalagi UKM adalah masyarakat terdekat saya kan dan nanti saya bagaimana ke BP, saya bagaimana ke fakultas itu kita akan ada ada rapat kerja,” jelas Dio kepada LPM Gema Alpas.

Dio juga menyampaikan bila mana nantinya masih terdapat kekurangan, Dio berkomitmen untuk datang secara langsung bertemu dengan para UKM-UKM maupun fakultas, “….di sini saya mendedikasikan diri begitu loh apabila memang saya dibutuhkan untuk membantu di UKM maupun itu di fakultas maupun untuk kepentingan umum, saya akan datang ke tempatnya,” tambah Dio.

Selain itu, Dio juga menjelaskan bahwa ia akan menumbuhkan jiwa-jiwa aktivisme dari mahasiswa dengan melakukan diskusi secara rutin, “….adakan diskusi secara rutin, diskusi secara rutin dengan setiap minggunya ada bahan diskusi, ya kan apapun hal yang terjadi itu di tingkat fakultas, di tingkat UKM nanti, ataupun tentang kebijakan strategis sebagai pimpinan itu harus kita diskusikan.”

Dengan membangun ruang diskusi ini, Dio berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan rasa semangat dari seorang mahasiswa. Tercetusnya ide ruang diskusi ini akan menjadi sebuah rencana Dio bahwa nantinya ide tersebut akan masuk ke dalam Divisi Agitasi dan Propaganda.

“Nah sebelum ada diskusi itu nanti saya lewat Divisi Penelitian dan Pengembangan dan juga nanti Agitasi dan Propaganda bersama-sama mengintegrasikan untuk bahan bacaan ataupun nanti pemantik dari diskusi tersebut. Itu hal pertama, dan kita kan punya nih fakultas-fakultas dengan masing-masing disiplin ilmu, kita integrasikan gitu loh masing-masing ilmu itu,” tambah Dio.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Zaki D Ramadhan, selaku ketua BP KMUP yang baru. Zaki menjelaskan bahwa ia akan membuat sebuah inovasi berupa kajian Koperasi Mahasiswa (Kopma) yang dapat dikelola dan digunakan oleh seluruh mahasiswa UP.

“….kedepannya itu gue bakal ngebuat Kopma (koperasi mahasiswa) yang mana itu akan dirasakan untuk mahasiswa juga,” ungkap Zaki kepada LPM Gema Alpas.

Dalam wawancara yang dilakukan, Zaki juga menjelaskan fungsi dan kegunaan dari Kopma. “Jadi misalnya anak UKM mau bikin acara, bikin baju atau gantungan kunci yang souvenir-souvenir gitu merchandise itu bisa dibikin di KOPMA. Uangnya itu kemana? Keputer lagi ke mahasiswa lagi, ” tambah Zaki.

Selain Kopma, Zaki bertekad akan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi mahasiswa UP. Khususnya untuk menciptakan lingkungan UP yang aman dan ramah dari Kekerasan Seksual. “Keadilan dan kesejahteraan itu banyak hal ya, [nanti] gue di komisi satu itu bakal membuat kajian mengenai kekerasan seksual, di mana kan kita udah pada tahu PPKS sebelumnya ada di komisi tiga. Kenapa gue taro di komisi satu, karena ada namanya kurikulum kekerasan seksual dan gue bakal kaji dan ngebawa itu ke kampus kita.”

Jadi lembaga tertinggi, BP berkomitmen dalam mengawasi Senat?

Seperti namanya, Badan Pengawas (BP). Maka sudah seharusnya menjalankan tugas, pokok, dan fungsi utamanya dalam mengawasi kinerja Senat KMUP. Dalam hal tersebut, Zaki dengan tegas menyatakan bahwa ia akan meningkatkan fungsi pengawasan terhadap Senat KMUP dengan strategi yang telah dirancangnya, hal tersebut dilakukan untuk mencapai sinergi antara BP dan Senat KMUP.

“Gue akan membuat lingkup kecil lingkup besar, lingkup kecil ke urgensi nya dan buat besar tuh buat diliat orang luar. Jadi harus terlihat yang diluar itu harus sinergi meski di lingkup kecil ada perdebatan,” terang Zaki.

Selain mempererat hubungan dengan antar lembaga, BP juga memiliki peran untuk membangun sinergitas dengan para stakeholder di bawahnya, dalam hal ini ialah UKM-UKM yang berada di bawah naungannya. Sebagai bentuk upaya mempererat hubungan dengan para stakeholder, Zaki berencana untuk menggunakan beberapa strategi pendekatan yang dapat dilakukan.

“Gue sih mungkin ngajak kaya dulu lah, nongkrong dulu lah ke PKM, gak cuma PKM sih, ke fakultas-fakultas juga. Mungkin kalau ada urgent, ada masalah merugikan KMUP kita bikin rakor aja yuk, [nanti dicari] keputusan bersamanya seperti apa,” ujar Zaki.

Kampanye Terbuka: Apa Kata Mahasiswa UP?

Sebelum disahkannya Zaki dan Dio sebagai ketua Senat dan BP KMUP yang baru, keduanya harus menyampaikan visi misi secara terbuka di hadapan seluruh mahasiswa UP.  Akan tetapi, bagaimana dengan tanggapan mahasiswa setelah mendengarkan visi misi dari masing-masing calon?

Kampanye terbuka yang sebelumnya telah dijalani oleh Ketua Senat dan BP KMUP menuai beberapa komentar dari mahasiswa yang hadir dalam forum tersebut. Pasalnya terdapat beberapa gagasan yang dirasa kurang meyakinkan, seperti halnya jadwal peminjaman Gedung Serba Guna (GSG). Menurut Ketua UKM Taekwondo, kebijakan Dio selaku ketua Senat KMUP untuk memberhentikan sistem penjadwalan GSG sangat memberatkan bagi UKM Taekwondo.

“….mengenai GSG yang [jadwalnya] dari periode sebelumnya mau di stop dulu terus mau dibikin yang baru. Jadwal baru, mungkin kalau dari kita itu keberatan banget, dari kita bingung kenapa harus di stop terus bikin jadwal baru. Kenapa enggak yang sebelumnya tetap dilanjutin sampai akhirnya bikin jadwal baru untuk pengguna GSG,” ujar Davina.

Menurut Davina kebijakan tersebut justru merugikan UKM-UKM yang telah memiliki jadwal GSG sebelumnya, alih-alih mempermudah UKM, justru kebijakan tersebut dirasa sangat merugikan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Nadia Batari selaku anggota dan Atlet di UKM Taekwondo, “… kalau diubah juga itu bisa jadi ngerugiin kita yang sebenarnya dapat jadwal, terus harus diubah-ubah lagi, itu juga agak repot menurut kita. Cari tempat latihan itu kan repot,” ungkap Nadia.

Nadia juga menjelaskan perihal dana kemahasiswaan yang tidak akan di rembes oleh ketua Senat yang baru. “Nah terus, untuk ikut kejuaraan itu kan kita pasti butuh dana dan selama 2 kejuaraan itu kita pakai dana kas sendiri gitu kan. Nah dari calon ketua tadi kan itu bilang dia nggak akan rembes dana-dana yang dipakai dengan alasan karena nggak ada perjanjian dari ketua senat periode sebelumnya,” protesnya.

Hal tersebut tidak serta-merta menjadi protes tanpa alasan yang jelas, pasalnya UKM Taekwondo menjadi salah satu UKM yang membawa banyak prestasi bagi nama baik kampus, oleh sebab itu Nadia merasa bahwa sudah seharusnya kampus juga membantu dan mendukung UKM Taekwondo.

Berbeda dari UKM Taekwondo, Daffa Khoiri, salah satu mahasiswa yang turut hadir dalam kampanye terbuka menyampaikan tanggapannya atas forum yang telah dilaksanakan. “Nah, kalau dari gambaran gue, calon ketua senat disini bisa dibilang siap untuk menjadi ketua senat di periode ini.” Ujar Daffa kepada LPM Gema Alpas.

“… dari pemaparan visi dan misi nya, kemudian juga tindakan-tindakan apa yang mau dilakuin selama satu periode kedepan, terjawab dari apa yang disampaikan dari si calon ketua senat itu,” tambah Daffa.

Tidak hanya untuk Ketua Senat KMUP, Daffa juga memberikan tanggapannya untuk Ketua BP KMUP, baginya terdapat perbedaan antara ketua Senat dan BP. “Nah, kalo mau kita lihat dari calon ketua BP, dari sudut pandang netral ya, kalo dari ketua BP dari jawaban yang diberikan akan pertanyaan audiens nya dirasa tidak siap,” ujarnya.

“Seharusnya, sebelum dia mencalonkan, visi misi dan pemikirannya harus jelas gitu selama satu periode kedepan. Jangan sampai visi misi nya dia aja bingung, apalagi tindakannya? Visi misi aja paham, belum tentu tindakannya sesuai. Apalagi visi misi gak paham gitu? mungkin dalam satu periode nya runyam gitu menurut gue,” tambahnya.

Sebagai lembaga kemahasiswaan tertinggi di universitas, sudah seharusnya Senat dan BP KMUP menjadi wadah dan payung teraman bagi mahasiswa di kampus. Oleh sebab itu, ketua Senat dan BP yang baru harus dapat membuktikan Visi dan Misi nya, bukan hanya sekadar janji-janji manis untuk penenang saja, karena kepercayaan mahasiswa bergantung pada janji yang membuahkan hasil, bukan sekedar omong kosong belaka.

 

Penulis: Febriyanti Musyafa

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini