Las Vegas dijuluki sebagai ‘SIN CITY” atau Kota Penuh Dosa di Nevada, Amerika Serikat merupakan kota dengan penuh gemerlap hiburan, mulai dari perjudian, kasino, bar, dan prostitusi tersedia.
Kota dengan penuh gemerlap hiburan dan kebebasannya ini ternyata tidak hanya di Negeri Paman Sam saja, namun Indonesia juga pernah mempunyai dua kota yang dijuluki sebagai Las Vegas nya Indonesia, di kawasan Glodok dan Batam yang kini sudah menjadi “Kota Mati”.
Kawasan Glodok yang terkenal dengan gemerlap dunia hiburan, narkoba, dan prostitusi ini Berjaya pada masa kolonialisme ini berakhir pada zaman orde baru, berbeda dengan Marina City di Batam yang tenar pada masa 2000an karena perjudian dan hedonisme pengunjung turis lokal dan mancanegara.
Walaupun kedua kota tersebut sudah hilang, kisah dan cerita tentangnya masih dikenal hingga saat ini. Berikut kisah kota dengan julukan “Las Vegas’ nya Indonesia.
Las Vegas Zaman Batavia di Glodok, Jakarta Barat
Pada abad ke-18 VOC menjadikan Kawasan Glodok sebagai tempat mengisolasi masyarakat etnis Tionghoa dengan alasan demi kemanan dan kemudahan kolonialis Belanda dalam mengontrol. Maka dari itu Kawasan ini dipenuhi bangunan dengan gaya arsitektur Tionghoa dan juga Kawasan Chinatown terbesar di Indonesia.
Keramaian Glodok berlangsung sampai dengan abad ke-19 dan 20 dimana pada saat itu masyatakat etnis Tionghoa memiliki ciri khas gaya rambut dikepang panjang kebelakang dan bagian depan dicukur licin. Gaya tersebut merupakan salah satu warisan tradisi mereka dari Dinasti Manchu yang menjajah daratan China selama 300 tahun. Lantaran itu, Glodok mempunyai banyak arti dan menjadi saksi sejarah kontemporer terutama jejak orang Cina di Jakarta.
Orang Tionghoa di masa lampau (Sumber :Voi.id)
Kala itu kawasan Glodok ini dipenuhi dengan pusaran judi, prostitusi, candu, bahkan wanita penghibur yang konon dahulu merupakan tempat kelas atas bangsa Eropa dan Tionghoa sebagai kawasan hiburan malam.
Sumber : Pegikemana.com
Ji Lak Keng atau disebut Jelakeng merupakan pusat red light district di Batavia. Pada saat itu terdapat 26 bangunan yang menjadi tempat hiburan malam, prostitusi, dan menghisap madat (candu) oleh para pria berbangsa Belanda dan Tionghoa yang merasa kesepian karena tidak bisa membawa istrinya untuk berperang dan berbisnis.
Tempat ini menjadi salah satu tempat untuk memuaskan hawa nafsu para pria Belanda maupun Tionghoa yang datang. Terdapat dua tingkat yang dimana tingkat pertama untuk mengkonsumsi madat atau opium dan lantai atas untuk prostitusi.
Salah satu bangunan yang masih berdiri hanya toko obat Lay an tong yang menyediakan berbagai obat cina kini sudah tutup. Sebelum bangunan itu menjadi toko obat, bangunan itu adalah bilik-bilik kenikmatan sang petinggi Belanda yang kini sejarahnya hilang karena rezim yang berkuasa untuk menghapus segala sesuatu yang berbau Tionghoa.
Dibalik label “Las Vegasnya”, Glodok kini menjadi saksi pembantaian China pada tahun 1740. Peristiwa berdarah yang membantai 10 ribu orang lebih Tionghoa oleh bangsa Belanda. Pada 10 oktober 1740 Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier memberikan Perintah pembantaian lewat surat yang bertuliskan “Bunuh dan bantai orang-orang China”. Suasana Batavia saat itu menjadi kalut dan mengakibatkan terjadinya pemerkosaan, penjarahan, pembakaran, dan pembunuhan tanpa ampun terhadap seluruh orang China yang ditemui.
Las Vegas di Batam, Tanjung Riau
Marina City Batam ini adalah tempat perjudian terbesar di Batam yang aktif pada tahun 2000 hingga 2011. banyak pendatang lokal maupun internasional datang untuk berjudi. Lokasi Marina City Batam ini tak jauh dari pelabuhan Marina yang dahulu menjadi persinggahan negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.
Kota pelabuhan ini dahulu sangat terkenal di Asia Tenggara. Banyak rumah-rumah bergaya Eropa di pinggiran pantai yang menjadikan daya tarik tersendiri. Kondisi kota ini tidak pernah sepi hingga malam hari, gemerlap lampu yang menyinari dan menemani wisatawan setempat.
Dahulu kehidupan kota Marina City Batam ini bergaya hedon semua serba mewah, penuh dengan dunia malam dan perjudian yang sangat besar. Pada masa itu, Perjudian dijadikan hal lumrah karena sudah menjadi gaya hidup masyarakat setempat.
Dengan adanya perjudian di Marina City Batam yang merajalela membuat Marina City Batam ini perekonomiannya menjadi pesat.
Sumber : berita.99.co
Kejayaan Marina City Batam ini runtuh seketika saat masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu terdapat larangan perjudian yang mengharuskan Marina City Batam ini kehilangan denyut nadi perekonomiannya.
Potret-potret Marina City Batam kini sangat terasa berbeda dengan dahulu. Banyaknya gedung-gedung yang terbengkalai membuat suasana kota menjadi menyeramkan, Jalanan yang sepi, dan terasa suasana horor pada malam hari.
Bagaimana Akhir Kedua Las Vegas di Indonesia?
Kawasan Glodok kini sudah menjadi kawasan wisata heritage, belanja, kuliner, serta memiliki daya tarik wisata budaya serta sejarah. Bangunan itu hanya menyimpan kisah lampau yang memiliki storynomics tourism yang kuat hasil dari akulturasi budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.
Melansir dari Voi.id, pada tahun 1998 terjadinya kekerasan yang merampas harta benda sehingga memakan korban beribu-ribu orang cina. “Tiba-tiba secara tidak terduga, seketika itu juga terdengar jeritan ketakutan bergema di seluruh kota, dan terjadilah pemandangan yang paling memilukan dan perampokan disegala sudut kota,” tulis Williard A. Hanna, dalam buku. Peristiwa itu pun membekas menjadi trauma yang tidak pernah sembuh bagi warga etnis Tionghoa.
Lain hal dengan Marina City Batam kini disebut sebagai “Kota Hantu” karena hampir tidak ada penduduk memilih untuk menetap disana. Kota itu kini hanya menjadi tempat yang hampir tidak ada kehidupannya.
Kisah itu kini hanya menjadi saksi bisu dari masa jayanya hingga perlahan menjadi kota yang terlupakan. Kenangan yang tersisa hanya mengingatkan kehancuran dan penyesalan yang bisa terjadi dibalik gemerlapnya sinar dunia.
Penulis : Sarah Aini Salsabila
Editor : Aisha Balqis Salsabila
Sumber :
https://vt.tiktok.com/ZSLvestSB/
https://era.id/khas-era/134156/hikayat-glodok-dan-las-vegas-batavia
https://www.pegikemana.com/jelakeng/
https://voi.id/memori/17653/kala-glodok-jadi-saksi-sejarah-pembantaian-tionghoa-di-batavia
https://historia.id/galeri/articles/saksi-bisu-kerusuhan-mei-1998-di-glodok-vg8EJ/page/2
https://berita.99.co/potret-marina-city-kota-mati-di-indonesia/