91 tahun yang lalu, tepatnya 5 Februari 1933, pribumi melakukan pemberontakan terhadap kolonial Belanda di atas kapal Hr. MsDe Zeven Provinciën (HNLMS) milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda.

4 Marinir Pemberani: Berjuang untuk Ketidakadilan

Pemberontakan yang dipelopori oleh Rumambi, Pradja, Gosan, dan Kawilarang dengan membawa sekolompok pribumi dari Ambon dan Manado. Pemberontakan dilatarbelakangi dkebijakan pemotongan gaji sebesar 17% dan ketidakadilan antara pelaut kapal Belanda dengan Pribumi, yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1 Januari 1933.

Adanya perlakuan tidak adil terhadap pemotongan gaji antara Belanda dengan Pribumi, membuat pribumi geram, pasalnya beban kerja mereka sama, tetapi marinir Belanda hanya dipotong sebesar 14 persen. Dibantu dengan beberapa marinir Belanda yang mendukung gerakan pemberontakan kapal De Zeven Provinciën, akhirnya pribumi dapat menyusun strategi pemberontakan untuk mengambil alih kapal tersebut.

Pemberontakan Dimulai, Pribumi Melawan

Pemberontakan dimulai pada 5 Februari dengan strategi menguasai rak senjata dan lemari penyimpanan amunisi. Sayangnya, tindakan Pradja terlihat oleh Belanda, sehingga ia memutuskan untuk melarikan diri. Meski begitu, di bawah aba-aba Kawilarang, pribumi berhasil menguasai persenjataan dan berlayar menuju Surabaya.

 

Hal tersebut bukan tidak diketahui oleh Belanda, hanya saja pemerintah kolonial meremehkan para pelaut pribumi. Sehingga, ketika Kawilarang berhasil mengambil alih kapal dan berlayar menuju Surabaya, pemerintah Belanda mengeluarkan ultimatum untuk menghancurkan kapal dengan melakukan pengeboman dari udara. Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 23 awak pribumi dan 3 awak Belanda tewas, 545 pribumi dan 81 awak Belanda ditahan di Pulau Onrust.

Pesan Tersirat De Zeven Provinciën

Peristiwa pemberontakan ini dikenal dengan nama De Zeven Provinciën, sebuah peristiwa kelam di lepas Pantai Sumatra. Peristiwa ini menjadi jejak sejarah sekaligus pengingat bahwa perjuangan pribumi untuk mendapatkan haknya telah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu. Semangat juang dan persatuan menjadi motivasi terbesar mereka untuk mencapai tujuan; kemenangan.

 

Penulis : Ezra Raistan K

Editor: Ananda

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini