Cacar monyet berawal menjadi penyakit endemik di daerah Afrika Tengah dan Barat. Tahun 1958 menjadi kasus pertama munculnya penyakit ini pada kumpulan kera yang dipelihara untuk penelitian. Tak lama kemudian, kasus serupa terjadi di Republik Demokratik Kongo dan beberapa negara lain pun mulai terserang.

Penyebab dari penyakit ini ialah virus monkeypox. Seperti namanya, virus ini menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan serta kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi seperti pakaian penderita.

Gejala dari pasien yang terinfeksi akan terlihat setelah 6 hingga 16 hari yang ditandai dengan demam, lemas, menggigil, sakit kepala hingga benjolan di leher, ketiak, selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening serta ruam atau luka di seluruh tubuh.  Berbagai hal yang dirasakan tergantung pada masa inkubasi dari virus. Tetapi bahayanya, seseorang tanpa gejala dapat lebih mudah menularkan kepada orang lain.

Saat ini monkeypox kembali menyerang berbagai negara terutama wilayah Eropa dan Amerika Utara.  Melansir dari CNBC Indonesia menurut laporan pembaruan terakhir World Health Organization (WHO) pada 28 Juli,  wabah cacar monyet terbaru yang pertama kali dilaporkan pada Mei 2022 kini telah menyebar ke 78 negara dengan lebih dari 18.000 kasus. Pada saat itu, lima kematian terkait cacar monyet dilaporkan dari Afrika.

WHO: Cacar Monyet Menjadi Darurat Kesehatan Global

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa wabah cacar monyet saat ini telah menunjukkan status darurat kesehatan publik yang harus menjadi perhatian internasional. Melalui hal ini kewaspadaan global harus ditingkatkan agar dilakukan pencegahan, pengobatan serta dukungan untuk negara terjangkit.

Melansir dari Kompas, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, “Harus ada aksi nyata secara global. Status darurat kesehatan global ini untuk memanggil semua negara agar serius.”

Di Indonesia sendiri, walaupun belum terdapat laporan kasus kewaspadaan telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan surat edaran demi meningkatkan kewaspadaan di tiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit. Revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet pun dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO, khususnya mengenai surveilans, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium.

Ancaman Kematian Menjadi Persoalan Serius

Semakin meningkatnya kasus menyebabkan beberapa negara harus berupaya untuk menekan tingginya lonjakan penyakit. Sederet kasus menyebabkan kematian, seperti yang telah terjadi di Afrika, Spanyol dan India dengan total 8 kematian.

Dilansir dari laman berita CNBC Indonesia, Catherine Smallwood selaku Pejabat Darurat Senior di WHO Eropa menyampaikan, “Dengan penyebaran cacar monyet yang terus berlanjut, kami memperkirakan akan ada lebih banyak kematian.”

Pencegahan Diperlukan Guna Mengurangi Tingginya Kasus

Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk cacar monyet. Sementara itu, beberapa negara menggunakan tecovirimat untuk mengatasi virus. Tecovirimat bekerja dengan menghambat perkembangan virus agar tidak menyebar. Namun, penggunaan obat ini masih terbatas pada pasien dewasa dengan berat badan ≥40 kg dan anak dengan berat badan ≥13 kg.

Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai atau orang-orang yang sedang terinfeksi.

Beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:

  • Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer
  • Menghindari berbagi penggunaan alat makan dengan orang lain dan tidak menggunakan barang yang sama dengan orang yang sudah terinfeksi
  • Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi dagingnya
  • Memasak bahan makanan, terutama daging, hingga matang
  • Vaksin smallpox

Melalui langkah pencegahan tersebut diharapkan seluruh masyarakat dapat secara bersamaan menekan status penyakit darurat. Kesehatan perlu dijaga dengan kewaspadaan tinggi dari seluruh negara.

Penulis: Megawati

Editor: Nabila

Sumber:

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220801175559-33-360266/who-cacar-monyet-bisa-sebabkan-lebih-banyak-kematian

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220724132958-4-358089/daftar-negara-yang-terjangkit-cacar-monyet-mendekati-ri

https://www.kompas.com/tren/read/2022/07/25/060000565/who-menetapkan-cacar-monyet-sebagai-darurat-kesehatan-global-apa-artinya-?page=all

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c89dx77j0vzo

https://ugm.ac.id/id/berita/22559-pembatasan-dan-transportasi-hewan-dari-daerah-endemik-cacar-monyet-perlu-dilakukan

https://katadata.co.id/ameidyonasution/berita/62a1734a580f8/kasus-cacar-monyet-dunia-tembus-1000-ini-daftar-negara-yang-terkena

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220731123431-4-359931/cacar-monyet-menggila-new-york-berlakukan-darurat-kesehatan

Kemenkes Tetap Waspada Walau Belum ada Laporan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini