Indonesia adalah negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, Amerika Utara dengan mencapai 99.000 kilometer dan luas perairan 6,3 juta kilometer persegi. Hal ini menjadikan industri kelautan dan perikanan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia.

Profesi nelayan memiliki tanggung jawab besar dengan perjuangan mempertaruhkan nyawa di lautan, terutama bila cuaca buruk datang. Ditambah dengan meninggalkan rumah dan keluarga selama berbulan-bulan, menerjang badai atau ombak besar dengan risiko kecelakaan kapal.

Jika melihat kondisi saat ini, perjuangan dari para nelayan tidak sepadan dengan keberlangsungan hidupnya, terutama nelayan tradisional. Mirisnya keberlangsungan hidup ditandai dengan lansiran pada laman berita CNN Indonesia, di mana ikan semakin jauh dari daerah pesisir yang tercemar dan banyak sampah, harga semakin tak menentu, dan hak konstitusi nelayan di Indonesia juga semakin rapuh. Kondisi ini dirasakan oleh 2,7 juta nelayan tradisonal di pesisir nusantara, termasuk nelayan di Teluk Jakarta.

Dilansir dari Akurat.co, Menteri PPN/ Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa sektor industri perikanan dan kelautan menjadi salah satu yang perlu dibenahi. Pasalnya, industri kelautan dan perikanan menjadi salah satu pilar penting perekonomian Indonesia. “Indonesia subur pertanian sangat baik tapi kelompok masyarakat paling miskin petani dan nelayan. Miris kok tempat yang secara natural memiliki kesuburan dan ikan tapi pelakunya orang miskin,” jelasnya.

Hambatan pun melanda para nelayan dalam menjalankan pekerjaannya, seperti sulit mendapatkan bantuan kapal, tingginya biaya solar, penggunaan solar oleh pihak yang tidak seharusnya dan tidak meratanya fasilitas asuransi jiwa untuk nelayan.

Bantuan BBM bersubsidi merupakan program pemerintah untuk mengurangi beban subsidi BBM kapal para nelayan. Upaya ini ditujukan kepada nelayan yang memiliki kapal dengan ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT), memiliki bahan bakar bensin atau solar, dan kapal yang digunakan memiliki daya mesin di bawah 13 Horse Power (HP). Bantuan ini disediakan ke berbagai provinsi melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBUN).

Namun, permasalahan muncul dengan nelayan tradisional di beberapa daerah tidak mendapatkan BBM subsidi, salah satunya kota Medan. Para nelayan Kampung Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan sudah bertahun-tahun tidak merasakan subsidi BBM solar karena sulitnya persyaratan. Para nelayan harus menunjukkan Surat Tanda Daftar Kapal (STDK), dan untuk mendapatkan STDK ini persyaratannya cukup rumit. Seperti menunjukkan kartu Kusuka, Kartu Sampan, bahkan jika tidak memilikinya harus ke Dinas Perikanan yang memakan waktu dalam pengurusannya.

Dampak buruknya, para nelayan harus membeli BBM eceran untuk kebutuhan kapal. Dalam sehari, nelayan kurang lebih membutuhkan lima liter bensin solar dengan pengeluaran sekitar Rp35.000. Hal ini sungguh memberatkan, ditambah dengan kenaikan minyak tetapi penghasilan berkurang.

Belum lagi baru-baru ini per 1 Januari 2022 dilakukan pengurangan kuota BBM subsidi sesuai dengan kebijakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH) Migas. Alasannya karena terjadi masalah fiskal.

Lalu, Bagaimana Dengan Penggunaan Solar Sembarangan?

            Banda Aceh menjadi daerah korban sulitnya nelayan mendapatkan bahan bakar. Nelayan tradisional boat tep-tep, Alue Dayah Teungoh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh merasa kesulitan karena SPBUN setempat diduga untuk mengisi kapal-kapal besar bermesin di atas 30 GT. Seharusnya, keberadaan SPBUN untuk membantu para nelayan setempat tetapi disalahgunakan. Akibatnya, tidak ada BBM yang membuat nelayan tak dapat melaut.

            Penyalahgunaan solar ini menjadi halangan utama karena menutup kesempatan kemudahan bagi para nelayan. Pihak yang seenaknya memakai tanpa memikirkan nelayan harus ditindak tegas. Untuk itu, pengawasan harus lebih diterapkan agar subsidi solar tepat sasaran.

Adakah Perubahan Nelayan dari Masa ke Masa?

Perubahan yang sangat dirasakan oleh nelayan dari tahun ke tahun adalah semakin banyaknya kendala seperti tidak meratanya asuransi, alat yang memadai dan juga akses nelayan Indonesia untuk mendapatkan informasi cuaca. Bahkan pendapatan semakin menurun karena pencemaran laut yang berdampak pada menurunnya kualitas ikan.

Beberapa tahun lalu, nelayan pernah merasakan kejayaan. Hal ini ditandai dengan rata-rata pendapatan nelayan mengalami peningkatan yang cukup besar pada periode tahun 2015-2019 dengan peningkatan sebesar 20,54% per tahun. Namun, terjadi penurunan pada Nilai Tukar Nelayan (NTN) bulan Maret 2021 mencapai 102,26, menurun 0,28% bila dibandingkan Februari 2021 yang mencapai 102,54.

Penurunan ini terbilang cepat karena selama kurun waktu Januari-Maret 2021 NTN selalu berada di atas angka 100. Padahal jika NTN di atas nilai 100, maka nelayan dianggap sejahtera karena kenaikan harga-harga yang diterima oleh nelayan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga-harga yang harus dibayar oleh nelayan.

Problematika Berdampak Pada Profesi Nelayan

Berbagai permasalahan yang terjadi kian berdampak buruk pada profesi nelayan. Imbas ini begitu terasa dengan banyaknya nelayan yang beralih profesi. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diakses pada 2/04/22 menunjukkan jumlah nelayan laut mengalami stagnasi dan cenderung menurun selama sepuluh tahun terakhir. Pada 2019, jumlah nelayan laut tercatat sekitar 2,1 juta orang. Angka ini turun jika dibandingkan tahun 2018 yang mencapai sekitar 2,3 juta orang.

Kian banyak nelayan yang beralih profesi, salah satunya terjadi di daerah pesisir pantai pulau Belitung di mana nelayan beralih menjadi pemandu wisata dengan menyediakan boat untuk menyebrangi pulau wisata di daerah tersebut. Dalam wawancara dengan Gema Alpas, saudara S selaku nelayan sekaligus pemandu wisata di pulau Belitung mengatakan bahwa profesi pemandu wisata yang beliau kerjakan merupakan sebagai profesi atau pendapatan tambahan. Hal dikarenakan hasil dari nelayan yang kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sekunder.

Perubahan profesi nelayan berdampak bagi masyarakat,  karena hasil laut akan sulit dirasakan bila nelayan semakin berkurang. Pemberdayaan dan pengelolaan hasil laut juga tak akan terlaksana untuk perekonomian.

Dengan itu, keberlangsungan hidup nelayan perlu dipedulikan dengan membantu mensejahterakannya. Karena potensi besar laut bergantung pada kapasitas nelayan.

Selamat Hari Nelayan Indonesia!

Sumber:

http://www.harnas.co/2020/10/30/pentingnya-dukungan-bagi-nelayan-skala-kecil

https://www.mongabay.co.id/2019/06/21/kala-nelayan-tradisional-masih-hadapi-beragam-kendala/

https://www.cnnindonesia.com/tv/20210406144824-405-626591/video-mirisnya-nasib-nelayan-tradisional-indonesia

https://www.suarajatimpost.com/news/miris-puluhan-ribu-nelayan-di-banyuwangi-namun-hanya-ratusan-yang-sudah-terdaftar-asuransi

https://medan.tribunnews.com/2022/02/24/miris-nelayan-tradisional-di-belawan-tak-pernah-nikmati-bbm-subsidi-sebut-syaratnya-terlalu-banyak

https://www.acehutara.go.id/berita/kategori/sekitar-kita/nelayan-keluhkan-tak-dapat-bbm-hiswana-migas-aceh-akan-terus-monitor

https://akurat.co/miris-indonesia-negara-agraris-dan-kelautan-kok-yang-paling-miskin-petani-dan-nelayan

https://indonesiabaik.id/infografis/problematika-nelayan-indonesia

https://www.kominfo.go.id/content/detail/33878/tingkatkan-kesejahteraan-nelayan-perlu-diberdayakan-melalui-korporasi/0/berita

https://infoanggaran.com/detail/dilema-subsidi-bbm-nelayan-kuota-tetap-serapan-rendah-kuota-turun-nelayan-butuh

https://belitung.tribunnews.com/2022/03/28/ternyata-ada-pengurangan-bbm-subsidi-jenis-solar-di-belitung-begini-kuotanya

https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=nelayan&level=provinsi#panel-footer

https://infoanggaran.com/detail/dilema-subsidi-bbm-nelayan-kuota-tetap-serapan-rendah-kuota-turun-nelayan-butuh

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/pastikan-solar-subsidi-tepat-sasaran-nelayan-peroleh-kartu-bbm

https://indonesiabaik.id/infografis/subsidi-bbm-untuk-nelayan

https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DJPT/2020/Rancangan%20Renstra%20DJPT%202020-2024_ver%2020%20Mei%202020.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/06/140000569/persamaan-dan-perbedaan-nelayan-modern-dan-tradisional

https://www.kompas.id/baca/telaah/2022/04/04/hari-nelayan-nasional-masihkah-nelayan-dalam-belenggu-kemiskinan

https://news.detik.com/kolom/d-5521785/potensi-perikanan-konsumsi-ikan-dan-kesejahteraan-nelayan

Penulis: Aldiyansyah Putra

Editor: Nabila

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini