Dalam memperingati Hari Kesehatan Sedunia, tahun ini WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengangkat tema “Planet Kita, Kesehatan Kita (Our Planet, Our Health)”. Dengan tema ini WHO menyerukan pemulihan dari pandemi COVID-19, yang menempatkan kesehatan individu dan planet ini sebagai pusat kebijakan dan fokus pada kesejahteraan.

Kondisi dunia saat ini masih cukup mengkhawatirkan. Dimana per 5 April 2022 masih ada 1.335.628 kasus Covid-19 baru walaupun sudah menurun dari bulan lalu yang menyentuh 1.469.665 kasus. Negara Amerika Serikat menjadi yang pertama dengan total 81.832.612 kasus positif, 1.008.198 kematian, 65.676.514 kesembuhan, dan 15.147.900 kasus aktif. Lalu yang kedua adalah India dengan total 3.029.044 kasus positif, 521.388 kematian, 42.495.089 kesembuhan, dan 12.567 kasus aktif. Dan disusul yang ketiga adalah Brazil dengan total 29.999.816 kasus positif, 660.269 kematian, 28.784.928 kesembuhan, dan 554.619 kasus aktif. Lalu bagaimana dengan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini?

Indonesia dengan Lika – Liku Pandeminya

Sudah 2 tahun berlalu semenjak Maret 2020, Indonesia belum mengakhiri penyebaran Covid-19. Berbagai upaya pencegahan seperti PPKM, lockdown, vaksinasi, penerapan protokol kesehatan, iklan layanan masyarakat, dan tes Covid-19 yang sudah dilakukan pemerintah pun masih sepenuhnya tak mampu menundukkan virus ini. Belum tuntas dengan Covid-19, pemerintah dan masyarakat dihadapkan lagi dengan varian Covid-19 baru yaitu omicron. Varian baru ini diketahui pertama kali muncul di Indonesia pada November 2021. Pada saat itu, penyebaran omicron di Indonesia tidak terlalu parah. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat berfokus pada pencegahan Covid-19. Pada Desember 2021 hingga Januari 2022, demi menjaga ekonomi tetap stabil, pemerintah mulai melonggarkan PPKM dari level 1 hingga level 3 menyesuaikan zona covid tiap-tiap daerah. Namun, apakah pengendoran aturan ini merupakan hal yang baik atau justru makin memperburuk keadaan?

Akhir Januari 2022 muncul hal mengejutkan, yaitu terjadi epidemi dimana ada lonjakan kasus positif virus Corona akibat dari omicron. Menurut pakar epidemiologi dari Universitas YARSI, Profesor Tjandra Yoga Aditama, omicron memiliki penyebaran yang lebih cepat 5 kali dari varian delta, memiliki kemungkinan infeksi ulang dan menimbukan serangan pada sistem imun yang bisa berpengaruh pada efikasi vaksin. Pemerintah melakukan penyesuaian PPKM level 3 di Jawa-Bali dan level 1 hingga 3 di luar Jawa-Bali sampai dengan 14 Februari 2022. Selang dua hari, epidemi omicron mencapai puncaknya, dimana terdapat 64.718 kasus akibat epidemi ini. Hingga pemerintah memutuskan kembali untuk menetapkan PPKM level 3 sampai dengan 21 Februari 2022. Dua minggu kemudian, epidemi omicron sudah menurun drastis menjadi 37.259 kasus.

 

Setelah epidemi mulai membaik, pemerintah mulai melonggarkan kembali aturan PPKM di Indonesia. Dilansir dari okezone.com, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah menyadari terdapat kepenatan, kejenuhan dan kelelahan akibat pandemi Covid-19 ini yang dialami oleh masyarakat. “Hari ini pemerintah menyadari adanya kepenatan, kejenuhan dan kelelahan akibat pandemi Covid-19 ini yang dialami oleh masyarakat. Jadi kalau kita lihat dan evaluasi ini, aman maka kita akan longgarkan lagi, kita tak ingin menggangu ekonomi dan ketakutan”. Saat ini pemerintah menerapkan PPKM level 1 hingga 3.

 

Apakah Pandemi Covid-19 di Indonesia Sudah Benar-Benar Membaik?

6 April 2022, data dari covid19.go.id menyatakan bahwa angka positif Covid-19 di Indonesia mengalami tren penurunan hingga 2.400, lebih rendah dari catatan 6 Maret lalu yang sempat di angka 24.867. Selain itu, kasus aktif Covid-19 juga terus konsisten mengalami penurunan dan hari ini tercatat di angka 81.751. Angka ini turun dari hari sebelumnya yang sempat tercatat 90.235. Catatan positivity rate nasional juga membaik dan sempat tercatat di angka 6,2 %, yang sebelumnya pada tanggal 6 Maret, positivity rate sempat tercatat di angka 12%. Tentu ini merupakan kabar baik, tetapi hingga saat ini penularan virus Covid-19 masih belum dapat 100% dicegah.

Tanggapan Masyarakat dengan Kondisi Pandemi Saat Ini

Dilansir dari merdeka.com, Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mencatat 67,9 persen masyarakat Indonesia menilai pandemi sudah terkendali. Artinya, sudah bisa menjalankan aktivitas secara normal. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, dalam temuan itu mayoritas mereka menilai sebagian besar sudah divaksin. “Mayoritas warga menilai bahwa pandemi sudah terkendali dan sebagian besar warga sudah divaksin sehingga seharusnya kita sudah bisa kembali menjalani kehidupan secara normal, 67,9 persen,” ungkap Burhanuddin. Sementara itu, 27,7 persen responden menilai pandemi belum berakhir. Bahkan tidak masalah iika memang diperlukan maka pembatasan sosial harus diberlakukan kembali.

Walapun menurut masyarakat pandemi sudah terkendali, penyebaran virus tidak boleh diremehkan karena kita tidak tahu apakah kekebalan tubuh kita dapat menahan virus tersebut. Oleh karena itu kita tetap perlu menjaga kesehatan, mematuhi prokes, dan peduli untuk tidak lagi menyebarkan virus serta saling bekerja sama untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Penulis : Hizkia Devlino

Editor   : Fachri Reza

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini