Setiap tahunnya pada tanggal 25 Desember selalu dipenuhi dengan sukacita, keceriaan, dan damai melalui Hari Raya Natal, terutama bagi umat Kristiani yang memperingatinya. Natal menjadi momen spiritual untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang menggambarkan kasih Tuhan atas dunia.
Sebagai hari kebahagiaan karena lahirnya Yesus Kristus ke dunia, menjadi sukacita bagi para umatnya dengan segala karunia yang dimiliki. Oleh karenanya, mendekatkan diri kepada Tuhan juga menjadi makna terdalam. Natal memberikan kesempatan untuk merenungi serta memperbaiki agar iman kita diperbaharui selayaknya Kristus yang lahir di tengah dunia sebagai Juruslamat.
Sukacita natal membawa para umatnya agar peduli kepada sesama dan saling berbagi. Kekurangan selalu menjadi masalah besar bagi sebagian besar orang, sehingga dengan perayaan ini dapat menjadi momentum berbagi rezeki agar terciptanya sukacita kepada sesama.
Bersyukur kepada sang pencipta juga menjadi arti penting. Mengingat seluruh kebaikan Tuhan yang diberikan kepada para umatnya menjadikan mengucap syukur dan beribadah kepadanya adalah sebuah kewajiban. Dengan merasakan syukur dapat melahirkan kesederhanaan dan saling mengasihi.
Berdasarkan ayat Alkitab menyatakan bahwa hari raya ini menjadi momentum yang penting bagi umat Kristiani untuk memperbaiki hubungan dengan sang pencipta dari pada sekedar merayakan momen tahunan. Tetapi tidak hanya memperbaiki hubungan iman dengan Tuhan, melainkan juga bagi sesama manusia.
Sukacita Natal juga begitu dirasakan dengan tradisi yang dilakukan. Diantaranya ialah beribadah di malam Natal, Santa Claus, menonton film, menyanyikan lagu-lagu natal, menghias pohon natal, kado natal, dekorasi natal dan juga makanan khas natal seperti kue natal, ham, dan permen tongkat.
Kehangatan perayaan ini begitu dirasakan karena dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, momentum instrospeksi diri dan berkumpul bersama keluarga.
Walaupun ada perbedaan dalam merayakannya karena Covid-19. Dilansir dari laman berita Suara, adanya panduan perayaan Natal 2021 yang dibuat oleh Menteri Agama. Diantaranya, pelaksanaan Natal dirayakan di ruang terbuka, pelaksanaan di Gereja secara hybrid (offline dan online), batas jumlah umat yang merayakan hanya 50%, pembentukan Satgas Covid-19 untuk memantau dan menjaga protokol kesehatan (Prokes).
Tetapi sukacita dan kehangatan di hari besar ini diharapkan tetap dirasakan oleh berbagai umat kristiani walaupun masih di tengah masa pandemi. Dilansir dari situs berita Republika, Ketua Umum Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) yaitu Pdt Gomar Gultom berharap situasi pandemi tidak mengurangi sukacita umat dan memperingati hari Natal meski secara daring dan istimewanya Natal kali ini membentuk pola baru yaitu menjaga prokes dan perayaan sederhana.
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” – Lukas 2: 11
Penulis: Tabitha Arin
Editor: Nabila dan Fachri Reza