Pada Jumat (10/02/2023) kelompok mahasiswa Aliansi Pendidikan Gratis (APATIS) berkumpul sejak pukul 13:00 WIB, di Gedung Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta pusat. Untuk menyampaikan aspirasi terkait permasalahan uang kuliah tunggal (UKT) yang bersebrangan dengan tujuan mewujudkan Pendidikan gratis di Indonesia.
Massa aksi yang terdiri dari sejumlah mahasiswa UNY, UNJ, UGM, serta berbagai mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya. Kelompok mahasiswa ini turun untuk menuntut Bapak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan agar menanggapi perihal mahalnya UKT, yang ironisnya menyebabkan sejumlah mahasiswa harus menjual asset keluarga, bahkan depresi dan hampir bunuh diri karena adanya ketidak sesuaian biaya pendidikan dengan kemampuan taraf ekonomi yang telah ditetapkan pada awal perkuliahan.
“Ada yang jual sapi, kemudian jual rumah ada, dan yang terbaru saya sedang mengadvokasi salah satunya korban yang mau bunuh diri karena ada masalah keluarga, kemudian tidak ada yang mengcover biaya kuliahnya,” ujar Rachmad Ganta Semendawai selaku koordinator aksi.
Oleh karena itu, UNYbergerak bersama dengan gerakan mahasiswa APATIS melakukan aksi yang bertajuk “Baju Dansa Untuk Nadiem” sebagai bentuk sindiran kepada Bapak Menteri agar menanggapi persoalan ini dengan serius.
Aksi ini telah berjalan cukup kondusif, hanya saja massa aksi sempat ditahan pihak kepolisian dan staff Kemendikbud saat akan memasuki gedung. Tetapi, hal tersebut tidak berlangsung lama, sekelompok mahasiswa akhirnya diberikan izin masuk untuk melakukan audiensi dengan pihak Kemendikbudristek.
Sayangnya, audiensi tersebut tidak dihadiri oleh Bapak Nadiem Makarim. Namun, pihak massa aksi memberikan “baju dansa’ dan surat untuk “Mas Menteri” sebagai bentuk simbolis kepada staff Kemendikbudristek yang hadir di tempat.
Oleh : Raihan Fadilah
Editor : Aisha Balqis S