Kesenangan dan kesadaran pentingnya membaca harus selalu ditingkatkan. Oleh karena itu, United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mencetuskan adanya Hari Buku Sedunia pada 23 April.
Era digitalisasi membawa perubahan dalam keseharian masyarakat, termasuk dengan menghadirkan inovasi baru yang dapat memudahkan manusia dalam beraktivitas, salah satunya membaca. Kemajuan digital mempermudah pembaca untuk mendapatkan akses lebih terhadap beragam buku yang diinginkan.
Membaca dari buku fisik dan digital memiliki sensasi, dampak, serta suasana yang berbeda. Saat ini banyak sekali platform online yang hadir untuk menggantikan buku fisik seperti Wattpad, Dreame, Karya Karsa, Innovel, Webnovel, dan masih banyak lagi. Sehingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan perpustakaan digital bernama Ruang Buku Kominfo dengan koleksi sebanyak 3.378 eksemplar yang terdiri dari 2.137 judul.
Peminat Buku Fisik Vs Buku Digital
Berkembangnya teknologi ini tentu tidak melupakan bahwa pembaca memiliki minatnya sendiri. Hal ini telah dibuktikan dari survei yang dilakukan oleh Kominfo pada 2020 lalu bahwa peminat buku fisik jauh lebih banyak dibanding buku digital.
Dilansir dari twitter.com/Kominfo sebanyak 77,2 persen masyarakat memilih membaca melalui buku fisik dibanding buku digital. Para penggemar buku fisik mengatakan bahwa meski buku fisik kurang efisien namun ia memiliki keunggulan dalam segi kenyamanan. Berbanding terbalik dengan buku digital, meskipun efisien untuk dibawa ke mana pun tapi buku digital tidak memberikan kenyamanan saat dibaca.
Inovasi Baru Bagi Para Pembaca
Tidak hanya berhenti pada ruang membaca online, inovasi-inovasi baru justru hadir dari berbagai kalangan. Inovasi yang mereka lakukan berupa kemudahan akses membaca buku fisik, pendirian rumah baca, perpustakaan jalanan, dan lain sebagainya.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kolong. Taman baca tersebut diresmikan langsung oleh Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany. Taman Baca ini memiliki program rutin seperti mendongeng, bermain, membaca dan belajar. Hal ini pun menginspirasi terciptanya Taman baca di berbagai daerah lain.
Ada pula perpustakaan berjalan bernama Book Hive di Jalan Taman Lembang, Jakarta. Melansir dari Detik, Farid Hamka selaku pendiri mengatakan bahwa idenya berasal dari beberapa negara di Eropa seperti Inggris dan Jerman karena sudah menjalankan public bookrack. Upayanya pun mendapat respons positif dari masyarakat dan sering dipromosikan oleh bookstagrammers dan influencer.
Selain itu terdapat gerobak baca yang berisi puluhan buku yang berkeliling ke berbagai tempat. Beberapa daerah juga telah melakukan hal tersebut, salah satunya Kalimatan Timur. Salah satu pendiri gerobak baca, Kurnia Astuti melakukan kegiatan ini karena ia prihatin dengan tingkat literasi di Indonesia. Saat ini sudah banyak yang melakukan gerobak baca karena biayanya yang murah, pemberian dari donatur dan masyarakat setempat.
Beralih ke daerah Banten, terdapat rumah baca bernama Rumah Inspirasi yang didirikan oleh Tubagus Syahbana Rajas yang merupakan seorang pelajar SMA. Berawal dari keprihatinan dirinya terhadap pendidikan di daerah Banten, Tubagus mendirikan Rumah Inspirasi dengan tujuan agar masyarakat, khususnya anak-anak setempat mendapatkan ilmu dan meningkatkan literasi di daerah Banten.
Tidak hanya itu, pemerintah pun ikut andil dalam membuat perpustakaan keliling. Biasanya, perpustakaan keliling ini akan berkeliling dengan mobil dan singgah dibeberapa sekolah dasar.
Di Jakarta, tepanya di kawasan Dukuh Atas atau di Jalan Kendal, tepatnya dekat stasiun kereta api BNI City terdapat Ruang Baca Jakarta. Program ini dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Upaya pemerintah guna memicu minat baca tidak berhenti sampai di sana. Rumah atau pojok bacaan tersebar dibeberapa pelayanan publik seperti di MRT, Kapolsek, Puskesmas, RSUD, serta tersedia pula Perpustakaan Nasional RI yang dapat dikunjungi kapan pun, kecuali pada hari libur nasional.
Tak hanya ruang membaca gratis, kita juga bisa mengikuti Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) yang menjadi event rutin tiap tahunnya. Sudah terselenggara sejak 1980, IIBF yang dilakukan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menjadi salah satu event buku terama yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Kegiatannya beragam, seperti bedah buku, penerbitan karya, penjualan buku hingga menghadirkan para penulis terkenal.
Masa Depan Literasi
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya membaca masih rendah. Terbukti dari survei yang dilakukan UNESCO, menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,0001%. Dilansir dari laman perpustakaan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tingkat literasi Indonesia dalam penelitian di 70 negara pada 2019 berada di nomor 62. Urutan tersebut menurun setelah pada 2016 berada di nomor 60.
Bahkan penurunan kian terjadi selama pandemi, masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu menatap layar gadget selama berjam-jam dan terbuai dengan sosial media. Seharusnya, masyarakat mengetahui bahwa literasi adalah investasi yang menguntungkan di masa depan.
Meningkatnya minat baca dan literasi di Indonesia akan menghasilkan karakter serta SDM yang unggul. Literasi merupakan aspek terpenting dalam pertumbuhan karakter seseorang, karena berpengaruh bagaimana cara ia berpikir dan bertindak.
Kedepannya, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat memberikan upaya maksimal untuk memicu minat baca di Indonesia guna masa depan literasi yang baik.
“Membaca ialah upaya merengkuh makna, ikhtiar untuk memahami alam semesta. Itulah mengapa buku disebut jendela dunia, yang merangsang pikiran agar terus terbuka” – Najwa Shihab (Duta Baca Indonesia)
Penulis: Febriyanti Musyafa
Editor: Nabila
Sumber : http://repositori.kemdikbud.go.id/http://databoks.katadata.co.id/https://www.perpusnas.go.id/
https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/23/194500365/hari-buku-dan-hak-cipta-sedunia-23-april-seperti-apa-sejarahnya-?page=all
https://www.suara.com/news/2021/04/22/201801/sejarah-hari-buku-sedunia-yang-diperingati-setiap-23-april?page=2
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/selamat-hari-buku-sedunia
https://www.detik.com/edu/edutainment/d-5548204/berkenalan-dengan-jakarta-book-hive-perpustakaan-jalanan-di-taman-lembangh
ttps://www.liputan6.com/regional/read/3967881/inspirasi-kurnia-astuti-guru-sd-pegiat-gerobak-baca-bersama-3-anaknya
https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01322449/tumbuhkan-minat-baca-lewat-gerobak-buku
https://www.kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media
Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah, Ranking 62 Dari 70 Negara
https://portalbandungtimur.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-941922838/miris-minat-baca-di-indonesia-menurut-unesco-hanya-0001-persen?page=2