Hari dirayakannya Waisak tak tetap setiap tahunnya. Adapun pada tahun ini Waisak jatuh pada Rabu, 28 Mei. Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak). Bulan tersebut memang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni. Alhasil, perayaan Waisak jatuh tak jauh di rentang bulan Mei sampai Juni.
Waisak merupakan hari raya terbesar dan diperingati oleh 487 juta orang pemeluknya dibanyak negara di Asia, seperti China, Jepang, Thailand, Myanmar, Sri Lanka, Vietnam, dan India.
Di Indonesia, Waisak mulai dirayakan sejak 1930 di candi Borobudur, dan dirayakan secara umum pada 1953. Surat Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 1983, menetapkan hari raya Waisak bagi umat Buddha ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Pada hari purnama sidi, di bulan Waisak, terjadi tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencapaian pencerahan sempurna, dan kemangkatan Sang Buddha.
Sebagai seorang bijak, banyak sekali pesan dari Buddha Gautama yang relevan dengan kondisi saat ini. Misalnya, pesan ”Pada akhirnya hanya ada tiga hal yang tersisa, yaitu seberapa banyak kau mencintai, seberapa lembut kau menjalani hidup, dan seberapa ikhlas kau melepas sesuatu yang ditakdirkan bukan untukmu.” Pesan itu semakin relevan dan mendapatkan konteks ketika dunia, termasuk Indonesia, dilanda pandemi Covid-19.
Di tengah situasi pandemi saat ini, perayaan Waisak akan tetap digelar. Meskipun tanpa kemeriahan dibandingkan perayaan Waisak tahun-tahun sebelumnya, tiga peristiwa suci Buddha Gautama merupakan wahana bagi manusia untuk merenungkan kehidupan dan kemanusiaannya.
Pandemi Covid-19 seperti kesempatan bagi manusia untuk mencapai pencerahan meskipun tak sesempurna Buddha Gautama semasa hidupnya. Tidak ada satu pun orang, bahkan negara, yang bisa mengatasi penyebaran Covid-19 sendirian. Manusia membutuhkan dukungan dari manusia lain untuk menghadapi dan bisa lepas dari pandemi. Kebersamaan antar manusia dalam bentuk persaudaraan, hanya bisa terjadi jika ada cinta nan melimpah, kelembutan dalam kehidupan, bukan kekerasan, dan keikhlasan.
Khusus di Indonesia, pesan kemanusiaan, kemuliaan, dan perdamaian dari perayaan Waisak yang bisa dirasakan dalam makna persaudaraan perlu segera diwujudkan sesuai realitas di sekitar kita. Tak mungkin pemerintah bekerja sendiri. Masyarakat dengan segala keterbatasannya perlu ikut turun tangan membantu sesama dalam semangat persaudaraan. Tak perlu gaduh, sambil terus berupaya pandemi segera berlalu.
Selamat memperingat Hari Raya Waisak 2021 bagi seluruh saudara umat beragama Buddha, semoga membawa kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan untuk semuanya.
Penulis : Herlangga
Editor : Mufiidaanaiilaa Alifah S.
Sumber :
http://travel.kompas.com/read/2020/05/07/121200127/hari-raya-waisak-apa-itu-waisak-dan-bagaimana-umat-buddha-merayakannya-?_ga=2.211954518.330514363.1621837904-7628600.1610002650
https://www.suara.com/news/2021/05/21/180954/kumpulan-ucapan-waisak-2021-selamat-hari-raya-waisak-26-mei-2021